Minggu, 16 Agustus 2009

Kedokteran Islam Mewarisi Obat Kanker

Al-Baitar adalah seorang ahli botani (tetumbuhan) dan farmasi (obat-obatan) pada era kejayaan Islam. (SuaraMedia News)Kanker merupakan penyakit mematikan yang ditakuti umat manusia. Badan kesehatan dunia, WHO memperkirakan pada 2010, kanker akan menjadi penyakit penyebab kematian nomor wahid di dunia mengalahkan serangan jantung. Menurut prediksi WHO, pada 2030, akan ada 75 juta orang yang terkena kanker di seluruh dunia.

Sejatinya, kanker bukanlah penyakit baru. Di era kejayaan peradaban Islam, para dokter Muslim telah mampu mendiagnosis dan mengobati penyakit kanker. Tak hanya itu, dokter Muslim, seperti Ibnu Sina dan al-Baitar pun telah menemukan obat untuk menyembuhkan penyakit yang mematikan itu.

Adalah al-Baitar, seorang ilmuwan Muslim abad ke-12 M yang berhasil menemukan ramuan herbal untuk meng obati kanker bernama Hindiba. Ramuan Hindiba yang ditemukan al-Baitar itu mengandung zat antikanker yang juga bisa menyembuhkan tumor dan ganguan-gangguan neoplastic.

Kepala Departemen Sejarah dan Etika, Universitas Istanbul, Turki, Prof Nil Sari dalam karyanya Hindiba: A Drug for Cancer Treatment in Muslim Heritage, telah membuktikan khasiat dan kebenaran ramuan herbal Hindiba yang ditemukan al-Baitar it
u. Ia dan sejumlah dokter lainnya telah melakukan pengujian secara ilmiah dan bahkan telah mempatenkan Hindiba yang ditemukan al-Baitar.

Menurut Prof Nil Sari, Hindiba telah dikenal para ahli pengobatan (pharmacologis) Muslim, serta herbalis di dunia Islam. Umat Muslim telah menggun
akan ramuan untuk menyembuhkan kanker jauh sebelum dokter di dunia Barat menemukannya, ungkap Prof Nil Sari.

Setelah melakukan pengujian secara ilmiah, Prof Nil Sari menyimpulkan bahwa, Hindiba memiliki kekuatan untuk mengobati berbagai penyakit. Hindiba dapat membersihkan hambatan yang terdapat pada saluran-saluran kecil di dalam tubuh, khususnya dalam sistem pencernaan. Tapi domain yang paling spektakuler adalah kekuatannya yang dapat menyembuhkan tumor ungkapnya.

Untuk melacak khasiat dan ramuan Hindiba, Prof Nil Sari pun melakukan penelitian terhadap literatur pengobatan masa lalu. Ia melacak d
ua masterpiece ilmuwan Muslim, yakni Ibnu Sina lewat Canon of Medicine serta ensiklopedia tanaman yang ditulis al-Baitar.

Ketika kami melihat teks lama secara lebih dekat, kami melihat adanya kebenaran yang sedikit sekali kami ketahui tentang ramuan tanaman (herbal) di masa lalu,ungkapnya. Dalam teks peninggalan kejayaan Islam itu dijelaskan bahwa Hindiba dan berbagai jenis herbal lainnya dibagi menjadi dua kelompok utama, yakni herbal yang diolah dan herbal yang tak diolah.

Menurut teks peng
obatan kuno, keampuhan pengobatan kanker dengan menggunakan Hindiba didasarkan atas pertimbangan teoritis pengobatan, yakni efek obat-obatan medis beroperasi sesuai dengan sifat dari konstituen. Menurut Prof Nil, konstituen yang dihasilkan dari dekomposisi akan memiliki efek yang disebut energi. Potensi kualitas panas dan dingin dalam sifat obat akan keluar sebagai hasil dekomposisi dalam tubuh.

Komponen aktif komponen alami yang panas akan segera bereaksi. Akan tersebar melalui jaringan secara efektif. Konstituen panas bereaksi sebelum konstituen dingin dan membersihkan hambatan dalam saluransaluran kecil pada bagian tubuh dan memperlancar penyebaran konstituen dingin. Kemudian, unsur dingin itu datang dan mulai berfungsi menjalankan fungsinya.

Dalam risalah kedokteran berbahasa Arab, peninggalan era keemasan Islam, disebutkan bahwa semua jenis pembengkakan seperti kutil atau benjolan telah menyebabkan gangguan pada saluran. Sedangkan kanker digambarkan sebagai massa yang keras. Diidentifikasi sebagai pembengkakan yang keras, kanker berkembang dari kecil kemudian menjadi besar ditambah dengan rasa sakit.

Mengutip catatan Ibnu
Sina dalam Canon of Medicine, Prof Nil Sari mengungkapkan, tumor atau kanker, bila di biarkan akan semakin bertambah ukur annya. Sehingga kanker itu akan menyebar dan merusak. Akarnya dapat menyusup di antara elemen jaringan tubuh. Prof Nil Sari menemukan gambaran serupa tentang kanker dalam manuskrip pengobatan di era Usmani.

Menurut Ibnu Sina, tumor digolongkan menjadi dua, yakni tumor panas dan dingin. Tumor yang berwarna dan terasa hangat saat disentuh bias
anya disebut tumor panas, sementara tumor yang tidak berwarna dan terasa hangat disebut tumor dingin. Ibnu Sina menyebut kanker sebagai bentuk tumor yang berada di antara tumor dingin.

Khasiat Hindiba diteliti Prof Prof Nil Sari dengan menyajikan data yang mendalam mengenai latar belakang teori percobaan invivo dan invitro dengan sari herbal dari Turki. Ia memulai dari filsafat Turki Usmani, yang berakar dari pengobatan Islam. Dalam karyanya ini, disebutkan bahwa obat Cichorium intybus L dan Crocus sativus L diidentifikasi sebagai alternatif tanaman yang identik satu sama lain yang merupakan komponen aktif untuk pengobatan kanker.

Prof Nil Sari dan rekannya Dr Hanzade Dogan mencampurkan C intybus L dan kunyit (saffron) dari Safranbolu, seperti yang dijelaskan teks pengobatan lama. Yang lebih menarik adalah hasil penelitian laboratorium kami yang menunjuk kan bahwa dari ekstrak C intybus L yang ditemukan menjadi paling aktif pada kanker usus besar, ujar Prof Nil Sari.

Menurut dia, Hindiba terbukti sangat efektif mengobati kanker. Sayangnya, kata dia, pada zaman dahulu, Hindiba lebih banyak disarankan sebagai obat untuk perawatan tumor. Hal itu terungkap dalam kitab Ibnu al-Baitar. Menurut al-Baitar, jika ramua
n Hindiba dipanaskan, dan busanya diambil dan disaring kemudian diminum akan bermanfaat untuk menyembuhkan tumor.

Pakar pengobatan di era Kesultanan Turki Usmani, Mehmed Mumin, mengung kapkan bahwa Hindiba bisa meng obati tumor dalam organ internal. Namun, lebih sering dianjurkan untuk perawatan tumor pada tenggorokan. Jika kayu ma nis di campurkan pada jus Hindiba (khu sus yang diolah dengan baik) dapat digunakan un tuk obat kumurkumur serta ber manfaat pula untuk perawatan tumor, sakit dan radang tenggorokan.

Al-Baitar: Sang Penemu Hindiba


Ramuan Hindibia yang ditemukan al-Baitar itu mengandung zat antikanker yang juga bisa menyembuhkan tumor dan gangguan neoplastic.

Abu Muhammad Abdallah Ib
n Ahmad Ibn al-Baitar Dhiya al-Din al-Malaqi, itulah nama lengkap ilmuwan Muslim legendaris yang biasa dipanggil al-Baitar. Ia adalah seorang ahli botani (tetumbuhan) dan farmasi (obat-obatan) pada era kejayaan Islam. Terlahir pada akhir abad ke-12 M di kota Malaga (Spanyol), Ibnu Al-Baitar menghabiskan masa kecilnya di tanah Andalusia tersebut.

Minatnya pada tumbuh-tumbuhan sud
ah tertanah semenjak kecil. Beranjak dewasa, dia pun belajar banyak mengenai ilmu botani kepada Abu al-Abbas al-Nabati yang pada masa itu merupakan ahli botani terkemuka. Dari sinilah, al-Baitar pun lantas banyak berkelana untuk mengumpulkan beraneka ragam jenis tumbuhan.

Tahun 1219 dia meninggalkan Spanyol untuk sebuah ekspedisi mencari ragam tumbuhan. Bersama beberapa pembantunya, al-Baitar menyusuri sepanjang pantai utara Afrika dan Asia Timur Jauh. Tidak diketahui apakah jalan darat atau laut yang dilalui, namun lokasi utama yang pernah disinggahi antara lain Bugia, Qastantunia (Konstantinopel), Tunisia, Tripoli, Barqa dan Adalia. Setelah tahun 1224 al-Baitar bekerja untuk al-Kamil, gubernur Mesir, dan di percaya menjadi kepala ahli tanaman obat.

Tahun 1227, al-Kamil meluaskan kekuasaannya hingga Damaskus dan al-Baitar selalu menyertainya di setiap perjalanan. Ini sekaligus dimanfaatkan untuk banyak mengumpulkan tumbuhan. Ketika tinggal beberapa tahun di Suriah, Al-Baitar berkesempatan mengadakan penelitian tumbuhan di area yang sangat luas, termasuk Saudi Arabia dan Palestina, di mana dia sanggup mengumpul kan tanaman dari sejumlah lokasi di sana. Sumbangsih utama Al-Baitar adalah Kitab al-Jami fi al-Adwiya al- Mufrada.

Buku ini sangat populer dan merupakan kitab paling terkemuka mengenai tumbuhan dan kaitannya dengan ilmu pengobatan Arab. Kitab ini menjadi rujukan para ahli tumbuhan dan obat-obatan hingga abad ke-16. Ensiklopedia tumbuhan yang ada dalam kitab ini mencakup 1.400 item, terbanyak adalah tumbuhan obat dan sayur mayur termasuk 200 tumbuhan yang sebelumnya tidak diketahui jenisnya. Kitab tersebut pun dirujuk oleh 150 penulis, kebanyakan asal Arab, dan dikutip oleh lebih dari 20 ilmuwan Yunani sebelum diterjemahkan ke bahasa Latin serta dipublikasikan tahun 1758. Karya fenomenal kedua Al-Baitar adalah Kitab al-Mughni fi al-Adwiya al-Mufradayakni ensiklopedia obat-obatan.

Obat bius masuk dalam daftar obat terapetik. Ditambah pula dengan 20 bab tentang beragam khasiat tanaman yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Pada masalah pembedahan yang dibahas dalam kitab ini, Al-Baitar banyak dikutip sebagai ahli bedah Muslim ternama, Abul Qasim Zahrawi. Selain bahasa Arab, Baitar pun kerap memberikan nama Latin dan Yunani kepada tumbuhan, serta memberikan transfer pengetahuan.

Kontribusi Al-Baitar tersebut merupakan hasil observasi, penelitian serta peng klasifikasian selama bertahun-tahun. Dan karyanya tersebut di kemudian hari amat mempengaruhi perkembang an ilmu botani dan kedokteran baik di Eropa maupun Asia. Meski karyanya yang lain K itab Al-Jamibaru diterjemahkan dan dipublikasikan ke dalam bahasa asing, namun banyak ilmuwan telah lama mempelajari bahasan-bahas an dalam kitab ini dan memanfaatkannya bagi kepentingan umat manusia.(rpb) www.SuaraMedia.com

Terapi Warna, Buah Karya Ilmu Kedokteran Islam

Terapu kuna yang diwariskan oleh para ahli kedokteran dalam islam. (SuaraMedia News)

Terapi kuno yang diwariskan oleh para ahli kedokteran dalam islam. (SuaraMedia News)

Islam mewariskan khazanah ilmu pengetahuan yang sangat kaya kepada peradaban modern. Berbagai macam penemuan para ilmuan Islam masih tetap berlaku dan dikembangkan hingga saat ini.

Mulai dari bidang pertanian, pertambangan, kesenian, ilmu-ilmu sosial, kedokteran, hingga manajemen pelayanan pos, merupakan tindak lanjut dari warisan Islam.

Di bidang kedokteran, banyak dokter Muslim berhasil menciptakan metode-metode pengobatan. Mereka berhasil menemukan aneka terapi untuk menyembuhkan ragam jenis penyakit. Salah satunya adalah terapi warna atau lebih dikenal kromoterapi.

Kromoterapi merupakan metode perawatan penyakit dengan menggunakan warna-warna. Terapi ini merupakan terapi suportif yang dapat mendukung terapi utama. Menurut praktisi kromoterapi, penyebab dari beberapa penyakit dapat diketahui dari pengurangan warna-warna tertentu dari sistem dalam tubuh manusia.

Kromoterapi, kadang-kadang disebut terapi warna atau colorology, merupakan metode obat alternatif. Dengan kata lain, seorang dokter (praktisi terapi) yang terlatih dalam kromoterapi dapat menggunakan warna dan cahaya untuk menyeimbangkan energi dalam tubuh seseorang yang mengalami kekurangan baik fisik, emosi, spiritual, maupun mental. Terapi cahaya terbukti dapat meringankan penyakit depresi yang tinggi.

Ahli kromoterapi menyatakan, mereka melakukan praktik sesuai dasar ilmiah. Menurut hasil penelitian mereka, warna membawa reaksi emosional manusia.

Standar metode diagnosa menggunakan “tes warna luscher”, dikembangkan oleh Max Luscher ( 1923) pada awal 1900-an. Saat kromoterapi dilakukan, warna dan cahaya diterapkan ke daerah-daerah tertentu pada tubuh. Warna terkait dengan efek positif dan efek negatif. Dalam terapi warna, warna spesifik serta jumlah warna dianggap penting dalam penyembuhan.

Beberapa alat yang digunakan untuk menerapkan warna adalah batu permata, lilin, tongkat wasiat, prisma, kain tenun warna, dan kaca/lensa warna. Terapeutik (pengobatan) warna dapat diadministrasikan dalam beberapa cara, tetapi sering dikombinasikan dengan hidroterapi (terapi air) dan aromaterapi (terapi aroma/wewangian) dalam upaya untuk mempertinggi efek terapeutik.

Ibnu Sina dan Terapi Warnaalt
Menurut catatan sejarah, terapi warna diperkirakan berasal dari tradisi India kuno, yang diajarkan dalam Ayurveda. Masyarakat India sudah mempraktikkan terapi tersebut sejak ribuan tahun silam. Sumber sejarah lain menyebutkan, terapi ini berasal dari tradisi Cina dan Mesir kuno. Dijelaskan bahwa orang Mesir kuno telah membangun solarium, sejenis kamar, yang dipasangi dengan kaca jendela berwarna. Matahari akan bersinar melalui kaca dan pasien dibanjiri dengan warna.

Dalam sebuah artikel yang ditulis Michelle Caldwel, Smallpox: Is the Cure Worse Than the Disease?, disebutkan pada akhir abad ke-19 M, penderita penyakit cacar di Eropa dirawat di ruang yang ditutupi dengan kain berwarna merah untuk menyembuhkan pasien.

Terapi serupa telah dipraktikkan oleh dokter Muslim pada abad ke-10 M. Tokoh Islam yang memperkenalkan kromoterapi adalah Ibnu Sina (980 M-1037 M), yang dikenal oleh masyarakat Barat dengan nama Avicenna. Kurang lebih sembilan abad sebelum orang Barat mengenal kromoterapi, Ibnu Sina sudah menggunakan warna sebagai salah satu sarana penting dalam mendiagnosa (mengenali) penya kit dan untuk pengobatan.

Di dalam adikaryanya yang berjudul Al-Qanun fi At-Thibb (The Canon of Medicine), Ibnu Sina mengungkapkan bahwa warna merupakan gejala yang nampak dalam penyakit. Ia juga telah berhasil mengembangkan grafik hubungan antara warna dengan suhu tubuh dan kondisi fisik tubuh.

Ibnu Sina juga melakukan klasifikasi warna dan fungsi-fungsinya dalam proses penyembuhan si sakit. Ia mengemukakan bahwa warna merah memindahkan darah, biru atau putih mendinginkan, dan kuning mengurangi rasa sakit pada otot dan radang mata. Ibnu Sina adalah orang pertama yang membuktikan bahwa warna yang salah yang digunakan untuk terapi dapat menyebabkan tidak adanya respons dalam penyakit yang spesifik.

Warna yang salah selama proses terapi tidak akan mendapat respons dari penyakit tertentu, ujarnya dalam Al-Qanun fi At-Thibb. Diceritakan oleh Samina T. Yousuf Azeemi dan S. Mohsin Raza dalam A Critical Analysis of Chromotherapy and Its Scientific Evolution, Ibnu Sina suatu saat mengamati orang yang mimisan/hidung berdarah. Menurutnya, orang yang mimisan seharusnya tidak melihat warna merah yang mencolok dan tidak boleh terkena sorot lampu merah. Warna merah akan mendorong cairan sanguin (sanguineous humor). Orang mimisan, menurut Ibnu Sina, harus melihat warna biru. Berbeda dengan warna merah, warna biru akan meringankan dan mengurangi aliran darah.

Mengenal chakra alt
Di dalam tradisi India, dikenal yang namanya chakra, yakni titik atau simpul energi dalam tubuh manusia. Menurut konsep chakra, kesehatan adalah kesatuan menjaga keseimbangan fisik dan emosi. Di India, sekelompok ahli pengobatan Ayurvedic menjelaskan, warna yang terkait dengan tujuh chakra utama, yang menurut sistem mereka merupakan pusat rohani di tubuh, terletak di sepanjang tulang belakang, jelas Dorothy Parker, dalam karyanya Color Decoder.

Terdapat tujuh chakra dan masing-masing terkait dengan organ tertentu dalam tubuh. Tiap chakra memiliki warna dominan, tetapi ini dapat menjadi warna yang tidak seimbang. Jika hal ini terjadi dapat menyebabkan penyakit dan percabangan fisik lainnya, kata Dorothy Parker.

Dengan memperkenalkan warna yang sesuai, penyakit ini dapat diperbaiki. Ketujuh chakra tersebut adalah, pertama, warna merah, terletak di bagian bawah tulang belakang. Warna ini digunakan untuk merangsang tubuh dan pikiran serta meningkatkan sirkulasi. Kedua, warna orange, terletak di daerah panggul. Digunakan untuk menyembuhkan paru-paru dan untuk meningkatkan energi. Ketiga, warna kuning, terletak pada solar kekusutan. Digunakan untuk mendorong urat dan membersihkan tubuh. Keempat, warna hijau, terletak di jantung. Kelima, warna biru, terletak di tenggorokan. Digunakan untuk mengobati penyakit dan meringankan rasa sakit. Keenam, warna indigo, yakni di bagian rendah pada dahi. Digunakan untuk meringankan masalah kulit. Ketujuh, warna violet, terletak di atas kepala.

Meskipun kromoterapi telah dibuktikan manfaatnya oleh Ibnu Sina dan tradisi India, namun tidak membuatnya bebas dari kritik. Beberapa kritikus kromoterapi me lontarkan pandangan bahwa ilmu kedokteran ini adalah palsu belaka. Mereka juga menuturkan belum ada bukti bah wa warna adalah unsur kunci dalam proses penyembuhan bagi si sakit.

Ibnu Sina, Dokter Muslim yang Mengajarkan Kromoterapi

Bapak Pengobatan Modern, begitulah sebagian orang menjulukinya. Ibnu Sina yang di dunia Barat dikenal dengan nama Avicenna, disebut-sebut sebagai dokter Muslim pertama yang menerapkan kromoterapi dalam pengobatannya. Hal tersebut dicantumkan dalam karyanya Al-Qanun fi At-Thibb (The Canon of Medicine).

Dia mempelajari kedokteran sejak usia 16 tahun. Bahkan memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18. Dalam dunia kedokteran, ia tak hanya mempelajari teori kedokteran, tetapi juga pera watan/pelayanan pada orang sakit. Melalui perhitungannya sendiri, ia menemukan metode-metode baru dari perawatan/pengobatan.

Ibnu Sina mengatakan, ''Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan fisika sehingga saya cepat memperoleh kemajuan. Saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien menggunakan obat-obat yang sesuai.

Selain mendapat gelar Bapak Pengobatan Modern, masih banyak lagi predikat kehormatan yang diterimanya di bidang kedokteran. Itu terkait dengan ke agungan karya-karya yang telah beliau hasilkan. Karyanya yang sangat terkenal adalah Al-Qanun fi At-Thibb (The Canon of Medicine) yang merupakan rujukan utama di bidang kedokteran selama berabad-abad.

Avicenna yang juga dikenal sebagai seorang filsuf dan ilmuwan dilahirkan tahun 980 M di Afsyahnah dekat Bukhara, Persia (sekarang masuk wilayah Uzbekistan). Nama lengkapnya adalah Abu Ali al-Husayn bin Abdullah bin Sina. Ia menghembuskan nafas terakhirnya pada bulan Juni 1037 M di Hamadan, Persia (Iran).

Ibnu Sina merupakan tokoh Muslim yang sangat produktif. Karya-karyanya tidak terbatas di bidang kedokteran saja, melainkan juga di bidang filsafat, matematika, logika, akhlak, dan fisika. Total ada sekitar 450 karya yang sampai ke tangan generasi sekarang. Menurut George Sarton, Ibnu Sina merupakan ilmuwan hebat dan paling terkenal dari dunia Islam pada semua bidang, tempat, dan waktu.(rpb)

www.suaramedia.com

Qotb al-Din Shirazi, Ilmuwan Muslim Terkemuka di Abad 13 M

Dia terkenal sangat luas pengetahuannya. Pada masa itu, dia dikenal sebagai sosok yang pandai dan memiliki rasa humor yang tinggi. (SuaraMedia News)

Dia terkenal sangat luas pengetahuannya. Pada masa itu, dia dikenal sebagai sosok yang pandai dan memiliki rasa humor yang tinggi. (SuaraMedia News)

Ilmuwan asal Persia di abad ke-13 M ini dikenal sebagai seorang penyair, namun kontribusinya bagi pengembangan sains sungguh sangat besar. Saintis bernama Qotb al-Din Shirazi itu telah menyumbangkan pikirannya dalam bidang astronomi, matematika, kedokteran, fisika, teori musik, filsafat dan sufi.

Shirazi terlahir di kota Shiraz pada Oktober 1236 M. Ia dibesarkan dalam sebuah keluarga yang memegang teguh tradisi sufisme. Sang ayahnya, Zia 'al-Din Mas'ud Kazeruni sangat masyhur sebagai seorang ahli fisika dan dokter, sekaligus seorang pemimpin sufi Kazeruni.

Zia 'al-Din menerima jubah sufi dari Shahab Omar al-Din Suhrawardi. Kemudian jubah tersebut diberikan Shirazi ketika masih berusia 10 tahun. Sejak itulah, Shirazi menggunakan jubah sufi sebagai berkat dari ayahnya. Selanjutnya, ia juga menerima jubah dari tangan Najib al-Din Bozgush Shirazni, seorang sufi terkenal saat itu.

Minatnya untuk mempelajari sains telah tumbuh sejak kecil. Ia menimba ilmu pengobatan/kedokteran dari ayahnya. Saat ia masih kecil, ayahnya telah mempraktikkan dan mengajarkan pengobatan di Rumah Sakit Mozaffari di Shiraz. Menginjak usia 14 tahun, Shirazi sudah dianggap sang ayah menguasai ilmu kedokteran/pengobatan.

Setelah Shirazi menguasai ilmu kedokteran, sang ayah tutup usia. Tugas ayahnya di rumah sakit pun dibebankan kedanya. Ia menggantikan ayahnya menjadi seorang dokter atau ahli pengobatan mata di Rumah Sakit Mozaffari di Shiraz.

Untuk memperdalam kemampuannya di bidang kedokteran, ia berguru pada sejumlah dokter senior seperti Kamal al-Din Abu'l Khayr, Sharaf al-Din Bushkani Zaki dan Shams Al-Din Mohammad Kishi. Ketiganya merupakan dokter yang menguasai buku Canon of Medicine karya seorang ilmuwan Muslim legendaris, Ibnu Sina.

Setelah satu dasawarsa menunaikan kewajibannya sebagai seorang dokter, Shirazi memutuskan untuk berhenti. Ia lalu mulai mencurahkan waktu untuk pendidikan lanjutan di bawah bimbingan seorang astronom terkemuka, Nasir al-Din al-Tusi. Ia rela meninggalkan kampung halamannya demi berguru pada Nasir al-Din al-Tusi yang membangun observatorium Maragha.

Dia meninggalkan kota Shiraz pada 1260 M dan tiba di Maragha sekitar tahun 1262 M. Shirazi pun memutuskan untuk bekerja di observatorium itu. Di Maragha, Qotb al-din melanjutkan pendidikannya di bawah pimpinan Nasir al-Din al-Tusi, yang juga merupakan gurunya dalam mempelajari Al-Esharat wa'l-Tanbihat yang ditulis Ibnu Sina.

Al-Shirazi kerap berdiskusi dengan gurunya untuk membahas berbagai kesulitan yang dihadapinya dalam belajar. Sebagai seorang ilmuwan, Shirazi pun berhasil menguasai buku Canon of Medicine dan memberi komentar atas karya Ibnu Sina yang dikenal sebagai dokter agung itu.
Ia terinspirasi untuk memberi komentar terhadap hasil karya Ibnu Sina itu, setelah membaca komentar Fakhr al-Din Razi pada Canon of Medicine. Saat bekerja di observatorium, ia juga mempelajari astronomi. Salah satu proyek ilmiah penting yang turut diselesaikannya bersama al-Tusi adalah pembuatan tabel astronomi baru dalam buku astronomi Zij. Pada surat wasiatnya, al-Tusi memberi nasihat kepada putranya Sil-a-Din untuk bekerja dengan Shirazi dalam menyelesaikan Tabel Zij.

Shirazi menetap di Maragha dalam waktu singkat. Kemudian dia hijrah ke Khurasan pada dan belajar kepada Najm al-Din Katebi Qazvini, di kota Jovayn. Ia pun menjadi asisten sang guru. Beberapa saat setelah tahun 1268 M, ia berpergian ke Qazvin, Isfahan, Baghdad dan kemudian di Konya Anatolia.

Menurut catatan sejarah, saat itu Shirazi sempat bertemu dengan penyair Persia Jalal Al-Din Muhammad Balkhi (Rumi) yang sangat terkenal. Di Konya, dia mempelajari Jam'e al-Osul dari Ibnu Athir serta Sadr al-Din Qunawi. Gubernur Konya, Mo'in al-Din Parvana, mengangkat al-Shirazi sebagai hakim dari Sivas dan Malatya.

Pengangkatan itu terjadi seiring dengan usahanya menyusun buku Meftah al-meftah, khtiarat al-mozaffariya, dan komentarnya tentang Sakkaki. Pada 1282 M, dia menjadi utusan Ilkhanid Ahmad Takudar ke Sayf al-Din Qalawun, penguasa Mamluk di Mesir. Dalam suratnya kepada Qalawun, penguasa Ilkhanid menyebut Shirazi sebagai seorang ketua hakim.

Di akhir hayatnya, al-Shirazi sangat aktif mengajarkan buku Canon of Medicine dan Shefa yang ditulis Ibnu Sina kepada murid-muridnya di Suriah. Ia lalu hijrah ke Tabriz. Shirazi meninggal sekitar 1311 M. Ia dimakamkan di kota Carandab. Selama hidupnya, ia dikenal sebagai seorang ilmuwan yang tak pernah puas untuk belajar.

Hal itu dibuktikannya dengan menggunakan 24 tahun masa hidupnya untuk belajar kepada sejumlah guru. Tak heran, jika dia terkenal sangat luas pengetahuannya. Pada masa itu, dia dikenal sebagai sosok yang pandai dan memiliki rasa humor yang tinggi. Dia juga seorang pemain catur yang andal serta piawai memainkan alat musik bernama Rabab, sebuah instrumen favorit dari penyair Persia, Rumi.

Dia dan gurunya Nasir Al-Din Tusi mengkritisi Almagest-nya Ptolemy. Dia juga meneruskan belajar optik dari Alhazen. Shirazi juga dikenal sebagai ilmuwan yang memberi penjelasan yang benar untuk formasi dari pelangi, yang dijabarkan oleh para pelajar di Kamal al-Din Al-Farisi. Selain astronomi dia menulis tentang obat serta matematika. desy susilawati


Karya Sang Ilmuwan

Ilmuwan Muslim yang tak pernah henti menuntut ilmu itu memberikan sejumlah kontribusi bagi dunia ilmu pengetahuan dalam beberapa bidang lainnya. Ia telah berjasa menyumbangkan pemikirannya bagi pengembangan matematika, geografi, astronomi, psikologi, teologi, agama, filsafat maupun bidang pengobatan.

Matematika
Dalam bidang matematika, ia menghasilkan sebuah karya fenomenal bertajuk Tarjoma-ye Tahrir-e Oqlides. Ini merupakan sebuah karya dalam bidang geometri yang ditulis dalam bahasa Persia yang dituangkan dalam 15 bab. Sebagian besar buku itu berisi terjemahan dari karya Nasir Al-Din Tusi. Karya ini selesai dikerjakan pada November 1282 M dan didedikasikan untuk Mo'in al-Din Solayman Parvana. Ia juga menghasilkan karya Risala fi Harkat al-Daraja, sebuah karya dalam bidang matematika.

Geografi dan Astronomi
Sedangkan dalam bidang astronomi, Shirazi menghasilkan Ektiarat e-mozaffari. Ini merupakan risalah mengenai astronomi di Persia yang dituangkannya dalam empat bab dan diekstraksikan dari karyanya yang lain Nehayat al-Edrak. Karya telah didedikasikan untuk Mozaffar-al-Din Bulaq Arsalan.

Fi harakat al-dahraja wa'l-nesba bayn al-mostawi wa'l-monhani merupakan karya lainnya yang berupa sebuah tulisan sebagai lampiran untuk Nehayat al-Edrak. Selain itu dia juga menulis kitab al-Tuhfat al-Shahiya yang diselesaikannya pada 1284 M. "Keduanya dipersembahkan untuk model pergerakan planet dan peningkatan pada prinsip Ptolemy," tutur ES Kennedy dalam karyanya bertajuk Late Medieval Planetary Theory.

Karya lain dalam bidang astronomi adalah Ketab fa'alta wa la talom fi’l-hay'a, sebuah karya berbahasa Arab dalam bidang astronomi, ditulis untuk Asil-al-Din, anak dari Nasir al-Din Tusi. Karya lainnya dalam bidang astronomi adalah Šarh Tadkera Nasiriya.

Filsafat
Dalam bidang filsafat, ia mampu menghasilkan sebuah karya bertajuk Dorrat al-taj fi gorrat al-dabbaj. Karya Qutb al-Din Al-Shirazi yang paling terkenal adalah Durrat al-Taj li-ghurratt al-Dubaj ditulis dalam bahasa Persia sekitar AD 1306 (705 H). Kitab itu merupakan
sebuah ensiklopedia filsafat yang ditulis untuk Rostam Dabbaj, penguasa tanah Gilan di Iran.

Kitab itu juga membahas pandangan filosofis tentang ilmu alam, teologi, logika, urusan publik, etnis, mistik, astronomi, matematika, aritmatika dan musik. Ia juga menghasilkan Sarh Hekmat al-esraq Sayk Sehab-al-Din Sohravardi, sebuah karya filsafat dan mistik Shahab al-Din Suhrawardi dan filsafat illuminasinya dalam bahasa Arab.

Pengobatan
Pada bidang pengobatan, ia menghasilkan kitab Al-Tohfa al-sa'diya jufa, sebuah komentar lengkap terhadap Canon of Avicenna yang ditulis dalam bahasa Arab. Adapula Resala fi’l-Baras, sebuah risalah pengobatan dalam penyakit kusta atau lepra dalam bahasa Arab. Selain itu, ia juga menghasilkan Resala fi bayan al-hajat ela’l-tebb wa adab al-atebba wa wasaya-hom.

Bidang Lainnya
Dalam bidang agama, sufi, teologi, retorika, dan lainnya, Shirazi menghasilkan karya Al-Entesaf, serta Fath al-Mannan fi tafsir al-Qor'an, sebuah komentar/tafsir Alquran yang ditulis dalam empat puluh jilid berbahasa Arab. Tak hanya itu, dalam bidang teologi dia juga membuat karya bertajuk Hasia bar Hekmat al-'ayn, sebuah komentar dari Hekmat al-Iayn yang dtulis Najm-al-Din 'Ali Dabiran Katebi.

Ia juga menulis Moskelat al-e'rab, Moskelat al-tafasir serta atau Moskelat al-Qor'an.
Ilmuwan yang satu ini juga menulis Meftah al-Meftaha, sebuah komentar pada bagian ketiga Meftah' al-'olum, sebuah buku tentang tata bahasa Arab dan retorika yang ditulis Abu Ya'qub Seraj-al-Din Yusof Skkaki Khwarizmi.(rpb) www.suaramedia.com

Aromaterapi Warisan Ilmu Dalam Peradaban Islam

hli kimia Muslim legendaris bernama Yakub al-Kindi (803-870 M) dalam bukunya bertajuk Perfume Chemistry and Dis tillation telah mampu men ciptakan bera gam jenis minyak esensial. (SuaraMedia News)

Ahli kimia Muslim legendaris bernama Yakub al-Kindi (803-870 M) dalam bukunya bertajuk Perfume Chemistry and Dis tillation telah mampu men ciptakan bera gam jenis minyak esensial. (SuaraMedia News)

Jika dunia Barat baru mengenal dan mengembangkan aromaterapi pada awal abad ke-20 M, peradaban Islam telah mengembangkannya 13 abad lebih awal. Sebelum kimiawan berkebangsaan Prancis, Rene-Maurice Gattefosse memperkenalkan aromaterapi di Eropa pada 1920-an, para dokter dan kimiawan Muslim seperti al-Kindi, Jabir Ibnu Hayyan serta Ibnu Sina telah mengembangkan metode pengobatan ini pada abad ke-7 M.

Aromaterapi merupakan istilah generik bagi salah satu jenis pengobatan alternatif yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai minyak esensial, dan senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan. Aro materapi bertujuan un tuk mempengaruhi suasana hati atau ke sehatan seseorang, yang sering digabungkan dengan praktik pengobatan alternatif.

Sejatinya, peradaban manu sia telah menge nal aromaterapi sejak 6.000 ta hun silam. Namun, di tangan ki mia wan dan dokter Muslim di era kekhalifahan, teknologi pembuatan minyak esensial dan pengobatan dengan aromaterapi berkembang sangat pesat. Nabi Muhammad SAW yang hidup sekitar abad keenam dan ketujuh Masehi pun memiliki kecintaan terhadap aroma. Berdasarkan catatan sejarah, pada abad ke-7 M, para ahli kimia Arab berupaya men cari “saripati” dari tanaman. Pada abad ke-9 M, ahli kimia Muslim legendaris bernama Yakub al-Kindi (803-870 M) dalam bukunya bertajuk Perfume Chemistry and Dis tillation telah mampu men ciptakan bera gam jenis minyak esensial.

Kimiawan Muslim lainnya, yakni Jabir Ibnu Hayyan alias Geber juga telah mampu menciptakan teknologi penyulingan minyak esensial dari beragam tumbuhan dan bunga. Semua penemuannya itu dituliskannya dalam Summa Perfectionis. Dalam kitab itu, Jabir menjelaskan teknologi penyuling an ciptaannya dalam beberapa bab.

Sejarawan Sains Barat, Marlene Ericksen dalam karyanya bertajuk Healing with Aroma the rapy mengakui peradaban Islam sebagai pelopor dan perintis aromaterapi modern. Menurut Ericksen, penyulingan uap air pertama kali ditemukan dokter Muslim bernama Ibnu Sina (980 M-1037 M).

Ibnu Sina, papar Ericksen, telah menggunakan penyulingan uap air itu untuk membuat minyak esensial yang digunakan untuk mengobati pasiennya. Menurut dia, metode pengobatan ini kemudian dikenal sebagai aromaterapi. “Ibnu Sina pun dijuluki sebagai orang pertama yang memperkenalkan aromaterapi,” papar Ericksen.

Hal senada juga diungkapkan Stanley Finger dalam karyanya bertajuk Origins of Neuroscience: A History of Explorations Into Brain Function, bahwa penyu ling an uap air pertama kali ditemukan dokter Muslim bernama Ibnu Sina (980 M-1037 M).

Ibnu Sina juga dikenal sebagai orang pertama yang membuat sarana penyu lingan untuk minyak esensial. Dia menciptakan suatu sistem pipa melingkar, yang menghasilkan uap air tanaman dan uap pa nas menjadi dingin yang lebih efektif, sehingga konsentrasi essensial minyak dapat di ambil. Dalam karyanya yang sangat monumental, Al-Qanun fi’l Tibb atau Canon of Medicine, Ibnu Sina menjelaskan minyak esensial dan aromatik tumbuh-tumbuhan dapat digunakan secara ekstensif dalam praktik aromaterapi. Kitab Canon of Medicine juga merupakan salah satu dari ratusan buku kedokteran yang secara khusus membahas mengenai air mawar.

Menurut sejumlah sejarawan, Ibnu Sina telah berjasa dan berkontribusi besar dalam meletakkan dasar-dasar pengembangan proses kimia seperti penyaringan, penyulingan, sublimasi, dan proses pengapuran. Ia disebutsebut sebagai penemu prosedur penyulingan dari bunga menjadi minyak esensial. Salah satu bunga pertama yang disuling menjadi minyak adalah mawar.

Penyulingan uap yang ditemukan Ibnu Sina kemudian digunakan pada aromaterapi dan industri wangi-wangian. Penemuan uap penyulingan memberikan kontribusi yang signifikan untuk pengembangan wangiwangian. Teknologi distilasi uap yang ditemukan para ilmuwan Islam di era keemasan sangat mempengaruhi industri wangiwangian di Barat dan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya kimia.

Pada abad ke-13 M, seorang dokter Muslim bernama al-Samarqandi juga mengembangkan pengobatan dengan wewangian atau aroma. Dalam risalah yang ditulisnya, ia membahas tentang aneka aromaterapi berupa mandi aromatik, bubuk aromaterapi, uap panas dengan wewangian dari aneka bunga-bunga. Al-Samarqandi melakukan terapi aroma untuk menyembuhkan infeksi telinga dan sinus.


Tata Cara Aromaterapi
Lalu bagaimana aromaterapi bekerja? Saraf penciuman (nervus Olfaktorius) adalah satu-satunya saluran yang terbuka menuju otak. Melalui saraf ini aroma tersebut akan mengalir ke bagian yang melingkari otak sehingga mampu memicu memori terpendam dan mempengaruhi tingkah laku emosional yang bersangkutan.

Ini bisa terjadi karena aroma tersebut menyentuh langsung pusat emosi dan kemudian bertugas menyeimbangkan kondisi emosional, ujar Michael Scholes. Penerapan terapi ini pun amat sederhana dan mudah. Beberapa cara bisa dipilih sesuai selera. Mereka yang tidak mau bersusah payah, cukup hanya dengan menghirup langsung aroma minyak murni melalui hidung.

Dengan begitu baunya terbawa ke saraf penciuman.Pengertian aroma atau bau ini memang sulit dipahami. Namun perilakunya amat spesifik dan berbeda dengan tipe stimulasi sensorik jenis lain. Yang jelas, bau atau aroma seperti halnya setiap sensasi kenikmatan, akan melepaskan zat seperti endorphins yang digunakan untuk memerangi stress, ujar Marcel Lavabre dalam karyanya Aromatherapy Workbook.

Para Peneliti membuktikan bahwa orang yang berada di lingkungan yang beraroma enak dan wangi mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Dalam bukunya yang berjudul Secrets of Power Presentations (Rahasia Kekuatan Presentasi), Peter Urs Bender menjelaskan bahwa parfum juga memperkuat presentasi Anda.


Jenis-Jenis Tanaman untuk Aromaterapi

Penyair kondang Nizami Ganjavi (1141-1203 M) dan Mahammad Fuzuli (1495-1556 M) dalam karyanya mengupas kegunaan aromaterapi. Menurut keduanya, minyak bunga mawar bisa digunakan sebagai obat untuk sakit kepala dan antiseptik.

Mahammad Yusif Shirvani (abad ke-18 M) merekomendasikan sebuah salep dari jinten untuk luka karena pedang. Walaupun konsep antibiotik tidak diketahui pada saat itu, dokter Muslim telah menggunakan ointments dari jinten, madu dan bawang mentah sebagai antiseptik hangat.

Pinus
Adapula jenis-jenis tanaman yang bisa digunakan untuk aromaterapi, yakni pinus, mawar, lavender, melissa, dan lain-lain. Pine Needles, cabang pinus digunakan untuk mempersiapkan sebuah ekstraksi untuk mandi, dengan bahan yang digunakan untuk memperkuat sistem saraf. Minyak essensial dari pinus yang kental dengan sirup kemudian dikeringkan dan ditekan menjadi tablet.

Rosemary
Sedangkan, orang yang memiliki tekanan darah rendah disarankan untuk mandi dengan Rosemary. Hal ini diyakini bahwa tanaman wangi merangsang sirkulasi dan berfungsi sebagai tonik. Resep ini bahkan telah didokumentasikan. Berikut resepnya: Tuangkan empat gelas air mendidih ke dalam panci berisi lima sendok makan daun Rosemary. Lalu tutup dan biarkan selama 30 menit. Infusi strain yang hangat dan menambah air mandi yang hangat. Durasi yang optimal untuk suatu prosedur adalah setengah jam.

Lavender
Mandi dalam jamu-jamuan yang direbus lavender yang hebat dan antiefek penenang dan digunakan untuk neurasthenia dan tachycardia (denyut jantung cepat). Mandi dengan jamujamuan yg direbus marjoram baik untuk perut kembung dan memiliki efek diuretik.

Melissa
Melissa (balsem lemon) adalah jamu-jamuan yang direbus baik untuk penyakit jantung, bantuan dari tachycardia dan penurunan tekanan darah. Air mandi yang harus hangat, tetapi tidak panas.(rpb) www.suaramedia.com

Kitab Al-Hawi Karya Al-Razi Meresap Urologi

Al-Razi biasanya mengkaji sebuah penyakit dari keluhan, kemudian dilakukan analisa awal dan akhir, menjelaskan tanda-tanda yang diperlukan untuk diagnosa. (SuaraMedia News)

Al-Razi biasanya mengkaji sebuah penyakit dari keluhan, kemudian dilakukan analisa awal dan akhir, menjelaskan tanda-tanda yang diperlukan untuk diagnosa. (SuaraMedia News)
Al-Razi, Ibnu al-Jazzar, al-Zahrawi serta Ibnu Sina merupakan dokter-dokter Muslim legendaris yang lahir di era kekhalifahan. Nama dan buah pikir yang mereka sumbangkan bagi kemajuan peradaban manusia telah diakui masyarakat dunia dari zaman ke zaman. Kontribusi para dokter Muslim itu sangat besar pengaruhnya bagi dunia kedokteran modern.

Salah satu sumbangan yang diberikan keempat dokter Muslim bagi dunia kedokteran modern adalah dalam bidang urologi. Urologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang khusus menangani bedah ginjal dan saluran kemih serta alat reproduksi. Keempat dokter Muslim itu mengkaji dan membahas tentang urologi dalam buku kedokteran yang mereka tulis.

Prof Rabie E Abdel-Halim dalam tulisannya bertajuk Paediatric Urology 1000 Years Ago, mengungkapkan keberhasilan dunia kedokteran Muslim pada 1.000 tahun silam dalam bidang urologi. Keempat kitab kedokteran yang mengupas masalah urologi itu adalah; Kitab al-Hawi fi al-Tibb karya Al-Razi; Risala fi Siyasat as-Sibian wa-Tadbirihim, karya Ibnu al-Jazzar; Kitab at-Tasrif li-man 'Ajiza 'an at-Ta 'lif, karya Al-Zahrawi; dan Al-Qanun fi al-Tibb, karya Ibnu Sina.

Lalu bagaimana al-Razi mengupas urologi dalam kitabnya yang fenomenal al-Hawi fi al-Tibb?

Campbell DC dalam karyanya Arabian Medicine and Its Influence on the Middle Ages, mengungkapkan, kitab al-Hawi yang terdiri dari 23 volume merupakan karya Al-Razi dokter Muslim yang hidup di Baghdad pada 841-926 M. Campbell menyebut al-Hawi sebagai sebuah ensiklopedia kedokteran dan operasi. "Dan ini merupakan kontribusi utama al-Razi pada bidang kedokteran," tutur Campbell.

Dalam kitab itu, al-Razi mengkritik dunia kedokteran yang berkembang di Yunani dengan hasil pengamatannya yang sangat akurat. Ia telah mampu mengembangkan sebuah mode analisis yang di masa depan membentuk dasar penelitian ilmiah. Sejarawan kedokteran, Margotta R Cumston, karyanya An Illustrated History of Medicine, menyatakan, dokter-dokter Muslim di era keemasan Islam memiliki sejumlah kelebihan, yakni lebih teliti dan hati-hati dalam menganalisis, memiliki wawasan yang luas mengenai kedokteran Yunani serta mampu menggali bahan-bahan yang penting dan membuang bahan yang tak berguna.

Menurut Husain dan al-Okbey dalam karyanya Tibb ar-Razi Dirasa wa tahlil li-kitab al-Hawi,/ tidak seperti pendahulunya, al-Razi mengikuti skema asli dari metode pengklasifikasian penyakit menurut organ yang terpengaruh.

"Dalam hal ini, ia menunjukkan kemampuan yang tertinggi sebagai seorang dokter dengan presentasi berbagai kondisi ilmu penyakit,'' imbuh Campbel dan Meyerhof M dalam karyanya berjudul Thirty-Three Clinical Observations by Rhazes (circa 900 AD).

Al-Razi biasanya mengkaji sebuah penyakit dari keluhan, kemudian dilakukan analisa awal dan akhir, menjelaskan tanda-tanda yang diperlukan untuk diagnosa. Dalam bidang urologi, al-Razi sudah mampu mendeteksi gejala yang berat pada penyakit pinggang. Ia sudah berhasil membedakan secara tepat antara ginjal dan batu ginjal atau pembengkakan.

"Perbedaan antara penyakit ini adalah dengan peradangan, bercampur dengan demam, kekerasan dan polyuria dengan frekuensi, dengan halangan, oliguria dan air seni yang jelas dan dengan batu, air seni yang baik atau tidak dan dengan sedimentasi yang mengandung pasir,'' papar al-Razi dalam kitabnya tersebut.

Desnos E dalam karyanya The History of Urology up to the Latter Half of the Nineteenth Century menjelaskan, meskipun Rufus of Ephesus telah membedakan antara vesical dan ginjal haematuria, al-Razi, juga yang memberi alasan physio-anatomis untuk perbedaan ini.

"Tiba-tiba haematuria dalam kaitan dengan pecahnya pembuluh ginjal seperti ini bukan kasus dalam kandung kemih. Ini tidak untuk pembuluh vesical memecahkan banyak darah yang datang ke situ terjadi pada ginjal. Dan ini adalah karena darah tidak disaring pada pembuluh dari kandung kemih, karena itu terjadi di pembuluh ginjal,'' ungkap al-Razi.

''Tetapi jumlah darah yang datang ke kandung kemih hanya cukup untuk gizi, sedangkan di ginjal, karena darah yang disaring di dalamnya dan kemudian pembuluh darah membesar dan banyak darah datang ke sana, jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk nutrisi. Juga pada pembuluh di kandung kemih tidak dekat dengan interior dan tidak didukung dengan pembuluh yang masuk ke dalam ginjal," jelas Al-Razi.

Al-Razi juga membedakan antara ginjal haematuria berkaitan dengan pemecahan pembuluh dan itu berkaitan dengan kongesti dengan peningkatan permeabilitas. Dalam bab tentang "menghentikan air seni," al-Razi berbeda pendapat dengan pendahulunya Celsus yang menulis di awal era Kristen, dan Paulus of Egina (625-690 M), keduanya hanya menyebutkan untuk penyimpanan air seni.

Al-Razi membedakan antara penyimpanan dan anuria. Ia menyebutkan bahwa air seni berhenti karena kekurangan ginjal dan tanda pemberhentian dari air seni ini. Selain itu, tidak ada rasa sakit berat di bagian belakang dan bukan di pinggang, saluran kencing dan kandung kemih.

Rasa sakit di daerah pinggang, tutur dia, terjadi akibat kekosongan pada kandung kemih. Tetapi jika ia menjadi batu, tanda-tanda dari batu akan muncul sebelum itu. Dan jika ia menjadi bengkak panas, dengan rasa sakit ada beberapa denyut. Dan jika ia menjadi penyakit di ginjal kemudian itu hanya kekakuan.

Menurut al-Razi, jika terjadi pembengkakan yang kuat, maka air seni tidak berhenti tiba-tiba, namun secara bertahap dan hanya dengan kekakuan. Dan jika akan pembekuan darah atau nanah, maka itu akan diawali oleh maag.

"Dan jika air seni dihentikan karena air seni petikan dari ginjal, kandung kemih akan kosong dan sakit di sepanjang saluran kencingnya itu karena ada penusukan dan penyulaman dan merupakan sakit yang berkelanjutan setelah itu, menggunakan kriteria sebelumnya dalam ginjal," papar Al-Razi.

Dengan gaya yang sama, ia membahas pengamatan klinis tentang penyimpanan. Menurut Husain dan Al-Okbey, al-Razi membedakan dengan presisi hebat antara ginjal vesical atau rasa sakit vesical dan sakit yang berkaitan dengan radang usus besar.

Dia juga unggul dalam membedakan antara batu dormant dan pergerakannya, yang menggambarkan lokasi yang tepat selanjutnya. Radbill menyatakan bahwa al-Razi adalah orang yang pertama yang menjelaskan spina bifida. Al-Razi merupakan dokter pertama yang menggunakan enemas sebagai persiapan untuk operasi.

Ia juga tercatat sebagai dokter pertama yang berhasil menghancurkan batu besar dengan menggunakan gapit batu. Selain itu, al-Razi juga ditabalkan sebagai dokter pertama yang pertama kali menjelaskan Meatotomi.

Kitab Rujukan Urologi Karya Dokter Muslim

Risala fi Siyasat as-Sibian wa-Tadbirihim
Kitab ini merupakan karya Ibnu al-Jazzar atau al-Gizar (895-980 M). Kitab Siyasat as-Sibian wa-Tadbirihim, terdiri dari 22 bab. Buku kedokteran ini dianggap sebagai lanjutan dari perbedaan pediatri dari penyakit lain. Dalam satu bab khusus, kitab karya al-Jazzar ini membahas batu yang terdapat pada kandung kemih, termasuk aetiology, kejadian jenis kelamin, gejala dan tanda-tanda.


At-Tasrif li-Man 'Ajiza 'an al-Ta'lif
Kitab karya al-Zahrawi (930-1013 M) itu disebut Abouleish E dalam karyanya Contributions of Islam to Medicine Kitab at-Tasrif li-man 'ajiza' 'an at-Ta'lif sebagai karya terbesarnya dalam bidang pengobatan. Buku kedokteran yang terdiri dari 30 volume itu lebih cocok disebut sebagai ensiklopedia kedokteran dan operasi.

"Al-Zahrawi menjelaskan semua pengetahuan operasi sepanjang hidupnya dalam kitab sebanyak 30 jilid mengenai ensiklopedia kedokteran yang besar," imbuh Spink MS dalam Albucasis on Surgery and Instruments.

Sejumlah sejarawan telah menjelaskan jilid ini sebagai buku kedokteran pertama yang pertama memberikan penjelasan pengobatan lengkap yang rasional disertai ilustrasi, dan berbagai prosedur operasi dan instrumen.

Pada bidang urologi, al-Zahrawi telah menemukan sebuah peralatan pengeboran untuk sebuah lubang pada batu urethal yang berbentuk seperti bor bernama Al-Michaab. Alat ini terbuat dari baja, dapat dianggap sebagai dasar lithotripsy. Al-Zahrawi juga merancang gunting khusus yang disebut Kalalib , yang digunakan menghancurkan vesical batu besar melalui perineal cystotomy.

Al-Qanun fi al-Tibb
Cumston menjelaskan Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037 M) dalam bidang urologi pada dasarnya mengikuti metode atau analisis al-Razi. Menurut Desnos, klasifikasi penyakit ginjal dan kandung kemih telah dijelaskan Ibnu Sina dalam Al-Qanun.

Gejala Batu Ginjal

Menurut Ibnu Sina, seseorang yang menderita batu ginjal akan merasakan rasa sakit. Rasa sakit akan tambah memburuk ketika batu mulai terbentuk atau saat batu itu turun menuju ke kandung kemih. Penderita batu ginjal, kata kedua dokter Muslim legendaris itu, akan merasakan betapa beratnya panggul mereka.

Ibnu Sina telah mampu membuat perbedaan yang jelas antara batu ginjal dan batu kandung kemih. Para dokter Muslim di zaman memang terbilang fenomenal. Saat dunia barat dikungkung kegelapan, mereka telah menguasai perbedaan beragam penyakit. Mereka telah mampu menjelaskan perbedaan diagnosis antara sakit usus dan sakit ginjal. Penjelasan yang dibuat seribu tahun lalu itu ternyata tak berbeda dengan apa yang diajarkan di sekolah kedokteran saat ini.(rpb) www.suaramedia.com
Comments

Sabtu, 15 Agustus 2009

SEFT bagian 2




APA ITU SEFT?
Spiritual Emotional Freedom Technique atau SEFT dikembangkan oleh Ahmad Faiz Zainuddin, lulusan psikologi Unair yang sedang menempuh studi master di Malaysia, dari terapi asalnya, EFT (Emotional Freedom Technique) yang dikembangkan oleh Gary Craig, seorang insinyur lulusan Stanford University. Padahal, EFT sendiri merupakan tehnik terapi yang merupakan penyederhanaan dari terapi TFT (Tought Field Therapy) yang ditemukan oleh Roger Callahan, yang tidak lain adalah gurunya sendiri. Faiz menambah unsur Spiritual pada EFT, sehingga menjadi SEFT.

SEFT adalah teknik penyembuhan yang memadukan keampuhan energi psikologi dengan kekuatan doa dan spiritualitas. Energi psikologi adalah ilmu yang menerapkan berbagai prinsip dan teknik berdasarkan konsep sistem energi tubuh untuk memperbaiki kondisi pikiran, emosi dan perilaku seseorang.

Konsep energi tubuh bisa dianalogikan dengan energi elektromagnetik pada pesawat televisi. Kita tidak dapat melihat dan merasakannya, tetapi keberadaannya dapat diketahui dari akibat yang ditimbulkan, yaitu berupa gambar hidup acara televisi yang kita tonton Gangguan kecil pada aliran sistem energi tv akan menimbulkan kacaunya proses siaran televisi. Begitu juga dengan tubuh kita, setiap sel, sistem syaraf dan organ dalam tubuh kita mengandung energi elektromagnetik. Maka sebagaimana pada sistem energi tv, gangguan pada sistem energi tubuh kita akan menjadi pemicu utama segala macam gangguan emosi negatif seperti depresi, stress dan cemas. Dan sebagaimana telah diketahui, gangguan emosi dapat termanifestasi dalam berbagai penyakit fisik.

Pemahaman sistem energi tubuh menjadi dasar ilmu pengobatan timur seperti akupunktur, akupresur, refleksiologi dan sebagainya. Para ahli akupunktur percaya, gangguan pada sistem energi tubuh menyebabkan penyakit fisik seperti jantung, sakit kepala, sesak nafas dan sebagainya. Cara penyembuhannya dengan merangsang titik-titik tertentu yang berhubungan dengan sumber penyakit. Terdapat 361 titik akupunktur di sepanjang 12 jalur energi meridian tubuh yang sangat berpengaruh pada kesehatan kita. SEFT menyederhanakan 361 titik tersebut menjadi 18 titik yang mewakili 12 jalur utama energi tubuh.

Efek doa dan spiritualitas terhadap kesembuhan penyakit telah diteliti secara mendalam oleh Dr. Larry Dossey, MD. Hasilnya menunjukkan adanya bukti ilmiah bahwa doa dan spiritualitas berpengaruh positif terhadap kesehatan. Pada penyakit yang umum sekalipun, kondisi pikiran, emosi, sikap, kesadaran, dan doa-doa yang dipanjatkan oleh atau untuk pasien sangat berpengaruh bagi kesembuhannya.

Fakta-fakta ilmiah tentang keampuhan energi psikologi, kekuatan doa dan spiritualitas, menginspirasi Faiz untuk mensinergikan keduanya menjadi terapi SEFT, yang menghasilkan efek pelipatgandaan (amplifiying effect) yang secara empiris lebih ampuh daripada EFT.

CARA MELAKUKAN SEFT
SEFT terdiri dari 3 langkah: 1. The Set-Up, 2. The Tune-In, 3. The Tapping

1. The Set-Up
The Set-Up bertujuan untuk memastikan agar aliran energi tubuh kita terarahkan dengan tepat. Langkah ini dilakukan untuk menetralisir psychological reversal (perlawanan psikologis yang berupa pikiran negatif spontan atau keyakinan bawah sadar negatif), seperti :
- Saya selalu gagal mencapai sesuatu
- Saya tidak mungkin mampu bersaing
- Saya tidak bisa lepas dari kecanduan rokok
- Saya sakit hati karena orangtua selalu menyalahkan saya, dsb.

Caranya dengan mengucapkan The Set-Up Words, yaitu kata-kata yang diucapkan dengan khusyu, ikhlas dan pasrah untuk menetralisir keyakinan dan pikiran negatif. Contoh kalimat set-up :

“Yaa Allah… meskipun saya (menderita sakit kepala yang tak kunjung sembuh), saya ikhlas, saya pasrah pada-Mu sepenuhnya”

Sambil mengucapkan kalimat di atas sebanyak tiga kali, kita menekan dada kita, tepatnya di bagian Sore Spot (Titik Nyeri = daerah di sekitar dada atas yang jika ditekan terasa agak sakit) ATAU mengetuk dengan dua ujung dari di bagian Karate Chop. Lihat gambar.

2. The Tune-In
Untuk masalah fisik, kita melakukan tune-in dengan cara merasakan rasa sakit yang kita alami, lalu mengarahkan pikiran kita ke tempat rasa sakit dan sambil terus melakukan 2 hal tersebut, hati dan mulut kita mengatakan,
‘Saya ikhlas, saya pasrah … Yaa Allah..”

Untuk masalah emosi, kita melakukan tune-in dengan cara memikirkan sesuatu atau peristiwa spesifik tertentu yang dapat membangkitkan emosi negatif yang ingin kita hilangkan. Ketika terjadi reaksi negatif (marah, sedih, takut dsb) hati dan mulut kita mengatakan,
“Saya ikhlas, saya pasrah … Yaa Allah..”

3. The tapping
Bersamaan dengan tune-in, kita melakukan langkah ke-3, The Tapping. Pada proses inilah (tune-in yang dibarengi tapping) kita menetralisir emosi negatif atau rasa sakit fisik.

Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik tertentu di tubuh kita sambil terus tune-in. Titik-titik ini adalah titik-titik kunci dari The Major Energy Meridians, yang jika kita ketuk beberapa kali akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit yang kita rasakan. Karena aliran energi tubuh berjalan dengan normal dan seimbang kembali.

Titik-titik tersebut adalah:(LIHAT GAMBAR DI ATAS)
1. Cr = Crown yaitu titik di bagian atas kepala
2. EB = Eye Brow, yaitu titik permulaan alis mata
3. SE = Side of the Eye, yaitu di atas tulang di samping mata
4. UE = Under the Eye, yaitu 2cm di bawah kelopak mata
5. UN = Under the Nose, yaitu tepat dibawah hidung
6. Ch = Chin, yaitu diantara dagu dan bagian bawah bibir
7. CB = Collar Bone, yaitu diujung tempat bertemunya tulang dada, collar bone
dan tulang rusuk pertama
8. UA = Under the Arm, yaitu dibawah ketik sejajar dengan putting susu (pria)
Atau tepat dibagian tengah tali bra (wanita).
9. BN = Bellow Nipple, yaitu2,5cm di bawah putting susu (pria) atau di
Perbatasan antara tulang dada dan bagian bawah payudara (wanita).
10. IH = Inside of Hand, yaitu dibagian dalam tangan yang berbatasan dengan
telapak tangan
11. OH = Outside of Hand, yaitu dibagian luar tangan yang berbatasan dengan
telapak tangan
12. Th = Thumb, yaitu ibu jari disamping luar bagian bawah kuku
13. IF = Index Finger, yaitu jari telunjuk disamping luar bagian bawah kuku (di
bagian yang menghadap ibu jari)
14. MF = Middle Finger, yaitu jari tengah samping luar bagian bawah kuku (di
bagian yang menghadap ibu jari)
15. RF = Ring Finger, yaitu jari manis di samping luar bagian bawah kuku (di
bagian yang menghadap ibu jari)
16. BF = Baby Finger, yaitu di jari kelingking di samping luar bagian bawah kuku
(dibagian yang menghadap ibu jari)
17. KC = Karate Chop, yaitu di samping telapak tangan, bagian yang kita guna-
kan untuk mematahkan balok saat karate.
18. GS = Gamut Spot, yaitu dibagian antara perpanjangan tulang jari manis dan
tulang jari kelingking.

Khusus untuk titik terakhir, sambil men-tapping titik tersebut kita melakukan THE 9 GAMUT PROCEDURE. Ini adalah 9 gerakan untuk merangsang bagian otak tertentu. Sembilan gerakan itu dilakukan sambil tapping pada salah satu titik energi tubuh yang dinamakan Gamut Spot, yang terletak diantara ruas tulang jari kelingking dan jari manis.
9 Gerakan itu adalah :
1. Menutup mata
2. Membuka mata
3. Mata digerakkan dengan kuat ke kanan bawah
4. Mata digerakkan dengan kuat ke kiri bawah
5. Memutar bola mata searah jarum jam
6. Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam
7. Bergumam dengan berirama selama 3 detik
8. Menghitung 1, 2, 3, 4, 5
9. Bergumam lagi selama 3 detik

Ini adalah langkah yang terlihat aneh dan lucu. Dalam psikoterapi kontemporer, ini disebut teknik EMDR (Eye Movement Desensitization Repatterning).

Setelah menyelesaikan 9 Gamut Procedure, langkah terakhir adalah mengulang lagi tapping dari titik pertama hingga ke-17 (berakhir di Karate Chop). Dan diakhiri dengan mengambil nafas panjang dan menghembuskannya, sambil mengucap rasa syukur, Alhamdullilaah..

Tapping tidak harus dilakukan secara berurutan seperti dikemukakan di atas, bisa secara acak asal dilakukan semua, dan kita boleh melakukannya pada sisi sebelah kiri atau sebelah kanan atau kedua-duanya. Tetapi dianjurkan untuk melakukannya secara berurutan dari bagian tubuh atas ke bagian bawah, seperti tadi disebutkan, agar mudah dihafal.

KELEBIHAN SEFT
- SEFT terbukti efektif, it works in the real world
- Mudah dipelajari dan mudah dipraktikkan oleh siapa saja
- Cepat dirasakan hasilnya
- Sekali belajar bisa digunakan untuk selamanya pada berbagai masalah
- Efektivitasnya relatif permanen
- Jika dipraktikkan dengan benar, tidak ada rasa sakit atau efek samping,
jadi sangat aman dipraktikkan oleh siapapun
- Bisa diterapkan untuk masalah fisik dan emosi apapun.
- Konselor sekolah dapat bekerja jauh lebih efektif dan efisien dengan
mempraktikkan SEFT.

Sumber : Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT), Cara Tercepat dan Termudah Mengatasi Berbagai Masalah Fisik dan Emosi, Ahmad Faiz Zainuddin, Arga, Jakarta, 2007.

Sumber ikabelaopiniku.blogspot.com

Minggu, 02 Agustus 2009

hand diagnosis - mengenal kuku (bagian 1)

Diagnosa Kesehatan Melalui Kuku

Teknik diagnosa penyakit kini semakin beragam, selain melalui pemeriksaan darah, air seni dan tinja dapat juga dideteksi lewat lidah, mulut bahkan kuku. Diagnosa penyakit lewat kuku sebenarnya sudah dilakukan banyak orang sejak zaman Hippocrates.
Kuku mempunyai fungsi utama yaitu melindungi ujung jari yang lembut dan penuh dengan urat syaraf (ujung syaraf). Kuku secara kimiawi sama dengan rambut, antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Sedangkan kulit ari pada pangkal kuku berfungsi untuk melindungi dari kotoran-kotoran.

Bagian kulit dibawah kuku ter
dapat banyak sekali pembuluh kapiler yang kaya akan suplai darah sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti halnya dengan gigi dan tulang, kuku merupakan bagian yang terkeras tubuh dikarenakan kandungan airnya sangat sedikit sekali.
Tingkat pertumbuhan kuku pada jari tangan antara 0,5 – I,5 mm per minggu, sekitar empat kali lebih cepat dibanding kuku jari kaki. Pertumbuhannya dipengaruhi oleh panas tubuh dan yang terlebih penting lagi adalah “nutrisi”. Apabila kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa maka pertumbuhan kuku menjadi sangat lambat dan rapuh.

Dalam Ilmu Kedokteran Timur (khususnya Cina), menurut dr.Willie, kuku mencerminkan kesehatan organ hati. Sedangkan dalam Ilmu Kedokteran Barat gangguan berat fungsi organ hati seperti sirosis (pengerasan) hati, bisa menyebabkan kuku berubah menjadi pucat, putih rata seperti warna mayat, dan ujung jari menggelem
bung seperti gada. Kuku dapat berubah warna menjadi kuning pada penyakit yang disebabkan oleh gangguan hormon dan metabolisme, hemokromatosis (kelebihan zat besi) atau oedeem kronis (bengkak).

Pada pasien
-pasien yang baru sembuh dari penyakit berat, biasanya pada kuku terlihat 'parit' atau cekungan melintang yang biasa disebut garis Beau. Tubuh yang kekurangan mineral tertentu (misalnya seng) akan muncul bercakbercak putih pada kukunya. Sistem peredaran darah yang kurang lancar dalam jangka waktu yang lama bisa juga dimunculkan lewat penampilan kuku yang tebal dan rapuh seperti kapur. Pada kasus penyakit infeksi pada jantung oleh kuman (endocarditis bacterial) yang disertai embolisasi (gumpalan darah yang menyebar ke aliran darah) dapat menimbulkan bercak darah di bawah kuku.

Pada penyakit autoimun (sistem kekebalan tubuh yang menyerang diri sendiri) misalnya lupus, skleroderma bisa tercermin d
ari melebarnya kapiler darah di lipatan kulit pada dasar kuku. Bahkan, masih menurut dokter Wille, dirinya pernah melihat alat (buatan Cina) yang khusus mengamati kelainan kapiler lipatan kulit kuku yang lebih ringan (hanya terlihat jika menggunakan mikroskop) yang konon bisa membantu proses diagnosis penyakit kencing manis, aterosklerosis, yaitu berdasar penampilan lipatan kulit dasar kuku. Namun dr. Willie juga mengingatkan, hasil pengamatan ini tidak bisa dijadikan dasar untuk memastikan diagnosis. Diperlukan pemeriksaan lain, khususnya tes laboratorium darah dan lain-lain untuk memastikannya.

KUKU yang bersih putih

Jika warna kuku pucat, tidak mengkilat, menunjukkan si pemilik mengalami anemia, atau dalam akupunktur diistilahkan sebagai' darah kosong', kekurangan energi hidup (qi).
Jika kuku pucat menyerupai lilin, menunjukkan perdarahan di lambung dan infeksi parasit (misalnya cacing) yang menghasilkan penurunan kualitas darah secara terus-menerus. Bercak putih tipis di bawah kuku menandakan kecenderungan kekurangan kalsium atau seng, akibat infeksi parasit, sembelit yang menahun, atau tubuh dalam keadaan kelelahan kronis dan lemas yang berkepanjangan. Khusus garis putih melintang pada kuku adalah tanda kelebihan/keracunan logam arsenik.
Kuku berwarna putih(white nail)
Kuku yang berwarna putih
dengan bagian pinggir yang lebih gelap, bisa mengindikasikan masalah liver, seperti hepatitis. Jika Anda mengalami hal ini, perlu juga dicuigai adanya gangguan liver lainnya.

'Bulan sabit'
di dasar KUKU
Amati kuku Anda. Ada bagian pada dasarnya yang ber
bentuk bulan sabit putih. Jika tubuh Anda sehat walafiat, maka ukuran bulan sabit putih ini akan proporsional dengan luas kuku. Kawasan ini seolah cermin kesehatan secara umum dan kondisi kesehatan jantung Anda. Jika area ini bentuknya tidak simetris dan terlalu luas, wah... si pemilik harus rajin memeriksakan tekanan darahnya. Ada kecenderungan hipertensi.

Jika bulan sabit ini tidak nampak, bahkan di semua 10 jari-jari tangan, pertanda sistem saraf terganggu, dan anemia. Tetapi jika bulan sabit terlihat sangat tajam, hati-hati .... Anda sedang diincar stroke(tersumbatnya pembuluh darah). Sebaliknya jika bulan sabit tampak sangat samar-samar, maka penyakit-penyakit sudah antre: gangguan lambung, asma, radang paru-paru, atau gout/rematik (gambar A).

KUKU punya 'parit'
Lekukan melintang pada kuku menandakan gangguan kurang gizi. Jika lekukan lebih dari satu, menandakan kelemahan usus
dan adanya cacing parasit di dalamnya. Jika lekukan terdapat di ujung kuku jari manis, hati-hati terhadap incaran gangguan mata, bronkitis, sakit saluran pernapasan. Pada jari tengah, lemahnya perototan; pada kelingking: sakit tenggorokan, sedangkan pada ibu jari, kekurangan energi tubuh (gambar B dan C).
KUKU berbentuk aneh/abnormal
Jika bentuk kuku tidak normal (misalnya cekung, sempit, peyot, dll) buku Zong dan Liscum mengatakan sebagai akibat sakit yang berkepanjangan. Kuku yang menyempit di tengah melintang dari sisi ke sisi menandakan infeksi cacing, kurang kalsium, kurang darah. Kuku yang pendek melebar menandakan si empunya yang kurang sabar dan berpotensi mengalami gangguan jantung (gambar D dan E).

Tanda khu
sus pada KUKU
Jika warna kuku jari telunjuk kiri memerah lebih tajam, waspada terhadap tekanan darah. Ada kecenderungan tekanan darah tinggi, jika bercak merah semacam garis vertikal, berdiri di tengah-tengah kuku jari telunjuk kiri (gambar F). Jika bercaknya menyerupai bulan sabit terletak pada bagian kanan bawah kuku jari manis kiri, inilah per
tanda adanya gangguan rahim (gambar G)
Problem pada prostat (misal pembesaran) ditandai dengan munculnya bercak/guratan di bagian tengah tengah-tengah kuku jari manis kiri. Warna kukunya pun menjadi lebih merah (gambar H). Tetapi jika bercaknya berbentuk spot/bulat di kuku jari tengah kiri, disertai warna kuku yang pucat, ini tanda diabetes (gambar I).
Kuku berwarna kekuningan (yellow nail)
Infeksi jam
ur merupakan salah satu penyebab paling umum kuku berwarna kuning. Jika infeksi makin memburuk, maka nail bed akan mengerut, kuku menebal dan remuk. Pada beberapa kasus, kuku berwarna kuning menandakan kondisi yang lebih serius seperti penyakit gondok atau psoriasis.
Perubahan menjadi kuning pada kuku juga bisa disebabkan penyakit pernapasan seperti bronkitis kronis atau bentuk pembe
ngkakan di tangan (lymphedema). Ciri kelainan ini adalah kuku menebal, pertumbuhan melambat, dan hasilnya adalah perubahan warna kuku. Kuku yang terkena penyakit ini mungkin kehilangan kutikel dan tumbuh terpisah dari kulit.
Meskipun ini merupa
kan tanda penyakit pernapasan, mungkin saja kuku kuning Anda tak ada hubungannya dengan penyakit pernapasan. Kuku kuning mungkin juga merupakan hasil dari segala penyakit yang menyebabkan pertumbuhan kuku jadi melambat.

Kuku berlubang
Lekukan-lekukan kecil di kuku merupakan gejala umum pada orang dengan psoriasis, penyakit kulit yang menyebabkan terjadiny
a potongan-potongan kulit bersisik. Lubang-lubang ini juga bisa merupakan akibat luka pada kuku. Lubang-lubang kuku itu juga menyebabkan kuku jadi remuk.
Lekukan yang menyebabkan kuku kelihatan berlubang-lubang itu terkait dengan kondisi yang dapat merusak kutikel kuku
seperti dermatitis kronis di jari atau alopecia aerata, penyakit autoimun yang menyebabkan kerontokan rambut.
Kuku cembung
Ini terjadi ket
ika ujung jari membesar dan kuku jadi berbentuk cembung ke arah ujung jari. Kondisi ini terjadi sebagai hasil rendahnya kadar oksigen di dalam darah dan bisa merupakan tanda adanya penyakit paru-paru. Kuku cembung juga bisa berarti penyakit perut inflammatory bowel disease, bisa juga berarti penyakit hati.

Kuku sendok
Kuku berbentuk sendok in
i merupakan kuku lembek yang kelihatan cekung. Lekukan dalam cekung ini biasanya cukup besar untuk menampung setetes cairan. Kuku sendok bisa merupakan tanda kekurangan zat besi atau anemia.

Terry’s nail
Dikenal sebaga
i kelainan bernama Terry’s nail. Kuku berwarna buram tetapi ujungnya memiliki warna gelap. Kadang kondisi ini disebabkan oleh penuaan. Bisa juga merupakan tanda penyakit serius seperti gagal jantung kongestif, diabetes, penyakit hati, kurang gizi.
Beau’s linesIni adalah lekukan dalam yang melintang di kuku. Ini dapat muncul ketika pertumbuhan di daerah di bawah kutikel diganggu oleh luka atau penyakit serius. Penyakit yang ditandai dengan Beau’s lines adalah diabetes tak terkontrol, penyakit peredaran darah seperti penyakit arteri periferal, penyakit yang terkait demam tinggi, disebabkan oleh pneumonia, cacar atau gondongan, kurang gizi.

Kuku terpisah dari jari
Kondisi ini dinamai onycholysis. Cirinya kuku menjadi longgar dan dapat dipisahkan dengan jari. Ini bisa merupakan tanda penyakit infeksi, tiroid, reaksi obat, reaksi terhadap pengeras kuku atau kuku palsu dari akrilik, psoriasis.

Kuku pucat(pale nail)

Kuk
u yang sangat pucat kadang-kadang berkaitan dengan proses penuaan. Akan tetapi, bisa juga menandakan adanya penyakit serius, seperti:

* An
emia
* Gagal jantu
ng
* Diabetes
* Penyakit liver
* Kurang gizi


Kuku berwarna kebiru-biruan(bluish nail)

Semburat kebiru-biruan di kuku merupakan pertanda kalau tubuh kekurangan oksigen. Ini bisa menunjukkan adanya infeksi di paru-paru, seperti pneumonia.



Permukaan kuku berbintik dan bergelombang (rippled nail)
Permukaan kuku yang berbintik-bintik merupakan gejala awal psoriasis atau peradangan sendi. Psoriasis merupakan salah satu penyakit kulit yang hampir 10%-nya diawali dengan masalah kuku seperti ini.



Kuku pecah-pecah (cracked nail)

Kuku yang kering dan rapuh serta sering pecah-pecah dikaitkan dengan penyakit gondok. Jika kondisi pecah-pecah ini dipadukan dengan warna kekuningan, maka cenderung disebabkan oleh infeksi jamur.





Peradangan di lipatan kuku(puffy nail fold)

Warna kemerahan dan bengkak di sekitar kuku merupakan pertanda adanya peradangan pada lipatan kuku. Hal ini bisa disebabkan oleh lupus atau gangguan jaringan penghubung lainnya.


Garis berwarna gelap di bawah kuku (dark lines)
Garis gelap
di bawah kuku kadang-kadang disebabkan oleh melanoma, jenis kanker kulit yang paling berbahaya. Karena itu, jika mengalami hal ini, sebaiknya langsung memeriksakan diri ke dokter.







Gigit kuku(gnawed nail)

Menggigit kuku mungkin saja dianggap sebagai kebiasaan lama. Tapi, pada beberapa kasus, hal ini merupakan pertanda kecemasan yang bisa ditangani dengan pengobatan. Menggigit kuku dikaitkan dengan obsessive-compulsive disorder. Jika Anda tidak bisa menghentikan kebiasaan ini, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter.


* Pangkal kuku membiru menandakan kurang beresnya sirkulasi darah dan merupakan gejala penyakit jantung.
* Separuh bagian pada ujung kuku berwarna merah muda atau coklat sementara kulit ari berwarna putih, ini menandakan penyakit gagal ginjal.
* Terdapat kerutan horizontal dan kuku tampak kusam, menandakan kekurangan gizi, gejala suatu penyakit campak, cacar air, gondok, jantung serta sindrom Reynaud (kejang pada urat jari tangan/kaki diakibatkan sangat kedinginan).
* Lapisan merah membujur pada kuku menandakan perdarahan pada pembuluh kapiler, bila terdapat garis ganda merupakan gejala penyakit darah tinggi (hypertensi).
* Pertumbuhan kuku lambat, tebal dan mengeras dengan warna kekuning-kuningan menandakan gangguan getah bening atau penyakit pencernaan kronis.
* Bintik-bintik tak beraturan pada kuku menandakan penyakit psoriasis (penyakit kulit kronis).
* Lengkungan berlebihan pada pangkal dan sekitar ujung kuku menandakan gejala penyakit TBC, emfisema (gangguan paru-paru) dan kardiovaskuler (hati).
Dengan adanya diagnosa penyakit lewat kuku, maka hendaknya kita rajin merawat dan memperhatikan perubahan apapun pada kuku agar gejala penyakit dapat lebih cepat terdeteksi serta sesegera mungkin mencari solusi penyembuhannya.

dikutip dari berbagai sumber