Minggu, 22 Maret 2015

KOMPOSISI, PROSES PEMBUATAN & KEHALALAN VAKSIN

Apakah Anda termasuk orangtua yang memvaksinasi anak? 

Jika ya, tahukah Anda zat-zat apa saja yang terkandung di dalamnya? Lalu bagaimana fungsi dan cara kerjanya? Sebagaimana kita ketahui, vaksin dibuat untuk mencegah penyakit infeksi. Kandungan vaksin terdiri dari berbagai zat, yaitu Antigen (zat yang utama) dan Aditif (zat-zat lainnya).

Antigen sebagai kandungan utama vaksin, berfungsi merangsang sistem imun tubuh, agar tubuh kenal “Oh, si antigen X ini sudah pernah datang nih!”. Antigen ini dapat merupakan bakteri/virus yang dilemahkan, mati total atau hasil rekayasa genetika. Setiap bakteri/virus punya antigen yang khas. Contohnya, vaksin flu yang memiliki antigen khas utk virus Influenza. Tidak mungkin pakai antigen Polio, misalnya.
Saat Antigen tersebut disuntikkan ke tubuh, sistem imun akan mengenali: ini dia si virus flu. Kemudian tubuh akan mengingatnya seumur hidup.

Apa efeknya?
Ketika ada virus Influenza “beneran” yang menyerang, tubuh sudah mengenalinya. Dengan begitu virus tersebut langsung dimusnahkan sebelum berkembang menjadi penyakit
Sementara untuk orang yang belum divaksin Flu, saat terjadi serangan virus influenza, tubuh tidak memiliki memori tentangnya. Virus masuk dan sistem imun kerepotan menghadapinya sehingga kalah, lalu kita pun terserang penyakit.
Prinsip umum Antigen berlaku demikian utk semua penyakit yang tersedia vaksinnya. Kasus flu yang diangkat di atas hanyalah sekedar contoh saja.
Dari penelitian, diketahui bahwa Antigen perlu disertai oleh zat-zat lain agar kerjanya selalu optimal, kualitasnya terjaga dan harus sempurna. Antigen rentan sekali rusak, sehingga itulah sebabnya mengapa semua vaksin wajib disimpan dalam suhu 2-8 C (bahkan vaksin Polio -20 C). Antigen ini harus dilengkapi dengan zat-zat aditif/tambahan, seperti :
a)      Adjuvants,
b)      Preservatives
c)      Stabilizer

 Berikut ini pembahasannya satu-persatu :

a)      Adjuvants berfungsi memaksimalkan respons sistem imun tubuh. Antigen +Adjuvant dikenali jauh lebih cepat oleh tubuh daripada Antigen saja. Adjuvant yang paling sering digunakan antara lain garam aluminium. Alum ini sudah dipakai lebih dari  80 tahun. Apakah ia aman?
Dosis garam alum yang diizinkan adalah 1.14 mg/dosis vaksin (ketentuan FDA, Badan POM Amerika). Tidak ada satupun vaksin yang alumnya lebih dari nilai ini. Bagaimana dengan kabar yang menceritakan bahwa alum dapat merusak ginjal, otak dll?
Sekali lagi, dosis yang diizinkan itu kecil sekali dibandingkan dengan dosis yang dapat ditoleransi tubuh. Karena isu ini berkembang terus, pada Mei 2000, FDA mengundang ratusan ahli vaksin dari seluruh dunia, baik yang pro maupun yang kontra terhadap Alum, untuk saling beradu data. Kesimpulan FDA (tahun 2000, hingga kini tak berubah): Penggunaan garam aluminium pada vaksin dinyatakan aman dan efektif.
Sampai sekarang, Alum masih digunakan di mayoritas vaksin. Kita  tak perlu khawatir karena statusnya sudah dinyatakan aman oleh ratusan ahli.

b)      Preservatives.
Preservatives berfungsi untuk mencegah tumbuhnya bakteri/jamur selama proses pembuatan vaksin. Namun tidak semua vaksin menggunakan preservatives. Zat ini terutama digunakan di kemasan vaksin multidosis untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
Saat ini, hanya ada 4 jenis Preservatives yang diizinkan digunakan. Yang paling terkenal adalah Timerosal (turunan merkuri).
Isu aman-tidaknya Timerosal ini dimulai sejak awal 1990 di negara-negara Barat. Beberapa ahli menduga merkuri menyebabkan autisme & ADHD. Dengan adanya isu ini maka para ahli pun berkumpul kembali dan pada tahun 2000, badan POM dari USA mengeluarkan rekomendasi, yakni sebisa mungkin pabrik pembuat vaksin tidak menggunakan Timerosal.
Penelitian berlanjut di tahun 2001, dan organisasi IOM menyatakan bahwa data yang ada tak cukup kuat utk menyimpulkan apakah ada/tidak hubungan Timerosal dgn autisme.
Timerosal merupakan etil merkuri. Sifat etil merkuri SANGAT BERBEDA dengan metil merkuri. Etil merkuri yang digunakan dalam vaksin tidak akan terakumulasi dalam tubuh karena cepat dimetabolisme dan waktu paruhnya hanya 7 hari. Dosis yang digunakan pun amat sangat kecil. Sedangkan merkuri berbahaya yg selama ini sering kita dengar adalah bentuk metil merkuri, yang sifatnya berbeda dengantimerosal (etil merkuri).
Tahun 2004 IOM mengeluarkan kesimpulan final, yaitu tidak ada hubungan sebab-akibat antara vaksin yang mengandung Timerosal dengan kejadian autisme, ADHD, dll.  Namun sejalan dengan promosi kesehatan dunia bebas merkuri pada produk apapun (kosmetik, obat, dll), tetap dianjurkan produksi vaksin tanpa merkuri. WHO sendiri tetap memperbolehkan penggunaan Timerosal khususnya untuk vaksin multidosis. Vaksin yang diproduksi di AS dan Eropa saat ini bebas merkuri.

c) Stabilizer.
Fungsi zat ini adalah menstabilkan vaksin saat berada pada kondisi ekstrem, misalnya panas. Dosis yang digunakan amat kecil, yaitu < 10 mikrogram. Jenis-jenisStabilizers antara lain: gula (sukrosa & laktosa), asam amino (glisin, asam glutamat) atau protein (albumin, gelatin).
Isu yang berkembang mengenai stabilizers adalah penggunaan stabilizer jenis protein (terutama gelatin) dapat menyebabkan reaksi alergi. Namun hal ini dibantah dengan fakta kejadiannya yang amat sangat jarang.
Selain Antigen dan Zat Aditif,  terkadang vaksin memiliki residu yang timbul selama proses pembuatan. Residu berupa: formaldehid, antibiotik, partikel2 mikroorganisme; yang kadarnya amat kecil, bahkan sering tak terdeteksi.
Terkait juga dengan kandungan vaksin, terkadang kita mendengar isu, benarkah proses pembuatan vaksin bersinggungan dengan zat dari babi?
Sebelumnya mari kita simak  tahapan proses produksi vaksin :
Bibit vaksin à fermentasi à panen à inaktivasi à purifikasi à ultrafiltrasi à formulasi/kemasan
Saat proses kultur substrat untuk menumbuhkan bibit beberapa (tak semua) vaksin, diperlukan penggunaan enzim Tripsin. Reaksi kimia tidak mungkin berjalan tanpa bantuan Tripsin. Akibatnya proses produksi vaksin pasti gagal tanpa Tripsin.  Dan saat ini, satu-satunya tripsin yang bisa digunakan untuk proses ini bersumber dari organ pankreas babi. Di sinilah letak perdebatannya.
Jika kita kembali pada proses produksi vaksin di atas, terdapat tahap ultrafiltrasi. Di sini secara kimiawi, unsur tripsin babi tadi hilang karena disaring sedemikian kecilnya dengan nanopartikel.
Namun ada sebagian pendapat yang menyatakan, “Sekali bersinggungan dengan unsur dari babi, ya seterusnya akan tetap babi”. Bagaimana dengan ini?

Sebagian ulama menyatakan vaksin tetap halal, karena beberapa pertimbangan :
  1. Karena tanpa vaksin, banyak penyakit infeksi mematikan. Disini poin manfaat yang lebih besar daripada mudharat sangat diperhatikan. Dan selayaknya kita mengingat proses ultrafiltrasi tadi.
  2. Jika pun haram, vaksin dinyatakan halal karena pengganti Tripsin babi belum ditemukan. Ini merupakan alasan kedaruratan, dan para ulama terus menganjurkan untuk menemukan Tripsin non-babi yang sampai saat ini masih terus diusahakan.
Perlu pula kita ketahui bahwa tidak semua vaksin menggunakan Tripsin babi. Yang menggunakan antara lain : vaksin rotavirus (diare), beberapa merek vaksin flu, merek-merek tertentu vaksin Meningitis (namun yg Indonesia gunakan tidak mengandung) dan MMR.
Saya sendiri berkesempatan menyaksikan langsung proes pembuatan vaksin sejak tahap sangat awal hingga akhir. Saya katakan sangat luar biasa karena setiap tahap proses produksi vaksin ada quality control. Dipantau ketat dan nyaris tak ada celah karena semua sudah diantisipasi sedemikian rupa. Dan perlu kita ketahui bahwa proses produksi vaksin jauh lebih ketat dari obat, dengan standar yang amat tinggi.
Kesimpulannya, vaksin memiliki profil keamanan yang sangat baik. Sudah terbukti manfaatnya sehingga kita tidak perlu ragu.
Vaksin juga tidak bertentangan dengan ajaran Islam/agama manapun. Mayoritas ulama di seluruh dunia, termasuk dewan ulama di negara-negara Islam, juga Arab Saudi, tidak ada yang mengharamkan vaksinasi.

Oleh: dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc.VPCD (@dirgarambe)

Rabu, 18 Maret 2015

DEMO HERBA ANTI KANKER ???






Pernah menemukan pedagang pedagang herba mendemonstrasikan percobaan seperti yang tertera  digambarkah? Ini adalah percobaan tipuan yang sering dilakukan beberapa pedagang herba, untuk meyakinkan bahwa herba yang dijualnya memiliki khasiat luar biasa. 



Mie instant + Betadine ------- > biru /hijau
biru /hijau + herba yang dijual ------ > jernih/putih 

Mie Instant beserta bumbu di tetesi oleh Betadine berubah menjadi biru /hijau.. 
Setelah berubah biru kemudian ditambahkan herba yang diinginkan...eeeen jreng jreng ....mie instant kembali berubah putih.

Klaimnya siiiiiih itu menandakan herba yang dijual punya sifat antioksidan lah, anti kanker lah, bisa meluruhkan zat warna dalam tubuh lah atau yang parah lagi main klaim bisa melakukan stemcell .

Atau juga berita hoax serupa seperti artikel yang saya skrinsyut iniiih

Katanya uji kualitas beras dengan menambahkan betadine kalau berubah ungu berarti mengandung obat KB.
Tuepok jidat dat dat dat....


Padahal yang sebenarnya ini cuma percobaan sederhana yang sering dilakukan oleh mahasiswa tingkat pertama di kampus kampus kalau sedang kuliah praktikum kimia dasar /analisis dan tidak ada hubungannya dengan  klaim yang disebut sebut oleh pedagang pedagang herba ituuuh.

Percobaan macam ini kalau di laboratorium biasanya dilakukan untuk penentuan bilangan iod yang berguna  untuk uji sederhana kandungan amilum/pati dalam beras kemudian pada uji lanjutannya biasa digunakan untuk mengukur kualitas minyak/lemak, dimana kanji/tepung bila bertemu dengan iod  akan berubah  berwarna menjadi biru (menandakan kandungan amilumnya tinggi). Kemudian dia akan pula mudah terlepas (berubah ke warna awal) jika ada reaksi oksidasi. Sebenarnya tanpa di tambah herba ini itu pun lama kelamaan juga akan berubah karena pelan pelan akan bereaksi dengan udara sekitar.     


Berkaitan dengan stem cell, terapi jenis ini adalah terapi yang menggunakanan metode dan peralatan yang sangat canggih. Hingga saat ini baru dua rumah sakit di indonesia yang menerapkan terapi stemcell yaitu RS Hasan sadikin Bandung dan RSCM Jakarta. Namun mengingat terapi nya yang rumit, maka angka keberhasilannyapun belum tinggi. Jadi..kawan kawan kalau ada produk herba yang mengklaim bisa menyembuhkan sehebat stemcell..apalagi herba tersebut tergolong baru..bukan pula dari jenis fitofarmaka..
mohon jangan dipercaya yaaa...bisa dibilang bohong besar karena terapi stemcell juga tidak ada hubungannya dengan herba... apalagi demonstrasinya pake teknik teknik seperti diatas biar terkesan hebat..
Cateut yaaaa... 

DEMONSTRASI HERBA SEPERTI YANG ADA DIGAMBAR 
TIDAK UNTUK MENENTUKAN BAHWA SUATU HERBA MEMILIKI SIFAT ANTIOKSIDAN TINGGI YANG OTOMATIS BERSIFAT ANTI KANKER....APALAGI KALAU HARUS DI HUBUNG HUBUNGKAN DENGAN TERAPI STEMCELL....


Senin, 16 Maret 2015

Hadits palsu : Dianjurkan Menjilat Garam sebelum dan sesudah Makan

Lagi lagi jalan jalan keliling dunia maya...terdapat sebaran berita yang berbunyi seperti ini...  berita ini sedikit benarnya tapi banyak hoaxnya. Benar kalau iodium pada garam akan terlepas ketika dipanaskan. Daaan Hoax bahwa garam bersifat toksik kalau dipanaskan...
Haditsnya juga merupakan hadits palsu yang bahkan seorang perawinya dikenal sebagai orang yang suka membuat hadits palsu atas nama ahlul bait....
Jadi... hati hati yuk jangan mentah mentah terima broadcast an



Penjelasan Oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

Sunnah Nabi Menjilat Garam

Terdapat sebuah hadis dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, dinyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi nasehat beliau,

وإذا أكلت فابدأ بالملح واختم بالملح؛ فإن في الملح شفاء من سبعين داء، أولها الجذام والجنون والبرص
”Jika kamu makan, mulailah dengan mencicipi garam dan akhiri dengan makan garam. Karena dalam garam terdapat obat bagi 70 penyakit, yang pertama lepra, gila, dan kusta…”

Dan ada hadis lain yang semisal, yang paling dikenal adalah hadis Ali bin Abi Thalib di atas.
Hadis ini disebutkan oleh al-Harits bin Abi Usamah dalam al-Musnad, dari Abdurrahim bin Waqid, dari Hammad bin Amr, dari As-Suri bin Khalid bin Syadad. Hadisnya cukup panjang, yang disebutkan di atas adalah salah satu cuplikannya.

Dalam al-Fatawa al-Haditsiyah ketika pembahasan hadis ini dijelaskan,

وهذا إسنادٌ ساقطٌ، مسلسلٌ بالمجروحين،فشيخ الحارث بن أبي أسامة، قال الخطيب في «تاريخه» (11/85): «في حديثه مناكير، لأنها عن ضعفاء ومجاهيل»

Hadis ini sanadnya gugur, penuh rentetan perawi yang dinilai cacat. Syaikh al-Harits bin Abi Usamah, dikatakan oleh al-Khatib al-Baghdadi dalam kitab Tarikhnya (11/85), ‘Dalam hadisnya terdapat banyak yang munkar. Karena hadis-hadisnya diriwayatkan dari para perawi dhaif dan majhul (tak dikenal).’ (al-Fatawa al-Haditsiyah, al-Huwaeni, 1/497).

Sementara perawi berikutnya yang bernama Hammad bin Amr, dinilai pendusta oleh al-Juzajani. Abu Zur’ah menilainya sebagai orang lemah hadisnya. Ibnu Hibban menilai orang ini dengan mengatakan,

كان يضع الحديث وضعًا

Dia telah memalsukan hadis.’

Hammad juga ditinggalkan oleh an-Nasai, dan Bukhari menyebutnya, ’Munkar hadisnya.’
Kemudian, as-Suri bin Khalid, dinyatakan oleh al-Azdi, ‘Tidak dianggap.’ Sementara ad-Dzahabi dalam al-Mizan menyatakan, ‘Tidak dikenal.’
(al-Fatawa al-Haditsiyah, al-Huwaeni, 1/497).

Ibnul Jauzi juga menyebutkan hadis ini dalam karyanya al-Maudhu’at (kumpulan hadis dhaif). Ketika sampai pada pembahasan hadis ini, beliau mengatakan,

هذا حديث لا يصح عن رسول الله صلى الله عليه وسلم
Hadis ini tidak sah sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (al-Maudhu’at, 2/289).

Kemudian, as-Suyuthi (w. 911 H) juga membawakan hadis di atas, dari jalur lain, yaitu dari jalur Abdullah bin Ahmad, dari ayahnya Ahmad bin Amir, dari Ali bin Musa ar-Ridha. Selanjutnya, as-Suyuthi menegaskan,

لا يصح والمتهم به عبد الله بن أحمد بن عامر أو أبوه فإنهما يرويان نسخة عن أهل البيت كلها باطلة
Tidak shahih. Yang tertuduh di sini adalah Abdullah bin Ahmad bin Amir dan ayahnya. Kedua orang ini mengumpulkan tulisan hadis dari ahlul bait, namun semuanya dusta (atas nama ahlul bait).” (al-Lali’ al-Mashnu’ah, 2/179).

As-Syaukani (w. 1250 H) juga memberikan penilaian yang sama. Bahkan beliau dengan tegas menyatakan, ’Hadis palsu.’ (al-Fawaid al-Majmu’ah, 1/78).

Dari semua keterangan di atas, tidak halal bagi kita untuk menyatakan bahwa mencicipi garam sebelum atau sesudah makan termasuk sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena semua hadis tentang masalah ini adalah hadis dusta atas nama beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allahu a’lam.


sumber :  http://www.konsultasisyariah.com/sunnah-nabi-menjilat-garam-sebelum-dan-sesudah-makan/

Selasa, 03 Maret 2015

Salah Paham Hadits Mengenai Tidak Makan Kecuali Lapar


Assamu 'alaikum ustadz
Semoga ustadz dan eramuslim diberikan rahmat dan pertolongan Allah selalu.
Saya pernah dengar ada ustadz ceramah tentang cara makannya nabi SAW hingga sehat, yaitu beliau tidak makan kecuali bila telah merasa lapar dan berhenti sebelum kenyang.
Saya tertarik dengan pembahasan itu, dan mohon ustadz memberikan dalilnya yang lengkap, karena saya lupa dan tidak mencatatnya.
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
Wassalam,

Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Apa yang pernah anda dengar itu memang seringkali dikutip oleh banyak penceramah, terutama di bulan Ramadhan. Seringkali lafadz itu disebutkan di antara hikmah-hikmah puasa adalah dari segi kesehatan badan.
Bahkan tidak jarang juga disampaikan tentang kisah para shahabat yang bertamu ke rumah nabi SAW, di mana para tamu itu mengagumi kesehatan beliau. Mereka pun menanyakan rahasia kesehatan beliau, yang kemudian dijawab dengan lafadz:
Kami adalah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak pernah sampai kenyang.
Lafadz ini seringkali diklaim sebagai hadits oleh banyak orang, termasuk penceramah yang anda dengarkan nasehatnya itu.
Pencarian Hadits
Namun sayangnya lafadzyang seringkali dikatakan sebagai hadits nabi ini tidak kita temukan di kitab-kitab hadits yang muktamad, semacam Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan An-Nasa'i, Sunan Abu Daud, Sunan At-Tirmizy, Sunan Ibnu Majah dan lainnya.
Juga tidak kami dapati di kitab-kitab hadits ahkam semacam Bulughul Maram atau Nailul Authar dan sejenisnya.
Sheikh Nawawi Al-Bantani pernah mengatakan bahwa lafadz ini hanyalah hikmah dan bukan hadits nabi SAW.
Namun keterangan yang lebih rinci kita dapat dari seorang ahli hadits di negeri ini, yaitu Al-Ustadz Prof. KH. Ali Mustafa Ya'qub, MA. Beliau menyebutkan bahwa lafadz itu didapatnya tertulis pada salah satu kitab yang disebut dengan Ar-Rahmah fii Ath-Thibb wa Ar-Rahmah karya Al-Imam As-Suyuti (wafat 911 H).
Namun alih-alih sebagai hadits nabi, lafadz itu ternyata hanyalah merupakan perkataan seorang tabib (dokter) dari Sudan, yang tidak ada kaitannya dengan urusan syariah dan agama.
Mungkin sebagai sebuah advis atau nasehat dari seorang dokter, esensi nasehat tersebut ada benarnya, namun kalau dikatakan bahwa lafadz itu merupakan sabda nabi Muhammad SAW, sungguh sangat disayangkan.
Sebab kita tahu bahwa hal itu merupakan sebuah kebohongan serius kepada beliau. Sampai ada hadits yang menyebutkan bahwa orang yang sengaja berdusta tentang nabi Muhammad SAW, maka dia harus menyiapkan tempat duduknya dari api neraka.

Bukan Hadits Tapi Nasehat Dokter
Di dalam kisah itu As-Suyuti menuliskan bahwa ada empat orang dokter ahli berkumpul di hadapan Kisra raja Persia. Masing-masing berasal dari negeri yang berbeda. Yaitu dari Iraq, Romawi, India dan Sudan.
Masing-masing diminta untuk memberikan resep yang paling manjur yang tidak memberikan efek samping. Dokter dari Iraq memberi resep berupa minum air hangat tiga teguk setiap hari begitu bangun tidur. Resep dokter dari Romawi adalah menelan 3 biji rasyad (sejenis sayuran) tiap hari. Resep dokter India adalah menelan 3 biji ihlilaj tiap hari. Ihlilaj adalah sejenis gandum yang tumbuh di India, Afghanistan dan Cina. Giliran dokter dari Sudan, resepnya adalah tidak makan kecuali sudah lapar dan berhenti sebelum kenyang.
Rupanya resep terakhir inilah yang dianggap paling manjur dan juga diakui oleh ketiga rekannya.
Dalam mengisahkan cerita tentang nasehat dokter dari Sudan ini, Al-Imam As-Suyuthi sama sekali tidak menyebutkan bahwa lafadz ini datang dari Rasulullah SAW. Sehingga kalau sampai banyak penceramah main kutip lafadz ini sehingga akhirnya seolah menjadi hadits nabi, sungguh sangat disayangkan.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.

Senin, 02 Maret 2015

Al Harits Bin Kaladah Tabib Non Muslim Mahsyur Di Jaman Rasulullah

JUNDISAFUR adalah sebuah kota di daerah Persia yang menjadi pusat integrasi berbagai macam ilmu pengetahuan antara daerah yunani, romawi dengan negeri negeri arab.

Disini lah kiranya ilmu pengobatan Arab klasik itu lahir walau saat itu belum berkembang pesat karena kendala bahasa, tapi pengaruh ilmu pengetahuan dari daerah ini cukup mewarnai dunia pengobatan klasik di negeri arab. Terbukti dari banyaknya tabib tabib dari yunani dan romawi yang datang ke negeri arab untuk berpraktik dan banyak pula tabib tabib arab yang mengunjungi negeri negeri lain semisal Junsdisapur untuk belajar tentang pengobatan.

Bahkan kalau kita jeli, rupanya banyak pula  hadits Rasulullah SAW bidang pengobatan yang memiliki kemiripan dengan teknik pengobatan yunani dan romawi. Diceritakan dalam  hadits bahwa Rasulullah sangat terbuka dengan pengobatan dari luar seperti india, sumeria, yunani, romawi.

“Aku pada mulanya berhasrat mencegah wanita hamil untuk menyusui anaknya hinggalah diberitahu kepadaku bahwa orang-orang Romawi dan Persia melakukannya dan tidak ada hal yang membahayakan pada anak-anak mereka (maka aku tidak jadi mencegahnya)” (HR Imam Muslim dari Judamah binti Wahab al-Asadiyyah r.a.).


Bahkan istri Rasulullah Saw sendiri yaitu Aisyah ra mengakui bahwa keahliannya dalam bidang pengobatan didapatkan dari tabib tabib dari berbagai bangsa.

Suatu saat Hisyam bin Urwah berkata kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha,

 “Wahai ibu (ummul mukminin), saya tidak heran/takjub engkau pintar ilmu fiqh karena engkau adalah Istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan anak Abu Bakar. Saya juga tidak heran/takjub engkau ointar ilmu Sya’ir dan sejarah manusia (Arab) karena engkau adalah anak Abu Bakar dan Abu bakar adalah manusia yang paling pandai (mengenai sya’ir dan sejarah Arab). Akan tetapi saya heran/takjub engkau pintar ilmu kedokteran, bagaimana dan darimana engkau mempelajarinya?
Kemudian ia memegang kedua pundakku dan berkata,
Setiap utusan kabilah yang datang dari berbagai penjuru (arab dan non arab) yang datang untuk mengobati sakit Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada akhir hayatnya, maka aku mengamati/pelajari dari mereka dan aku mengobati dengan ilmu dari sana.” (Hilyatul Auliya’ 2/50)

Kelak sesudah jaman Daulah Abbasyah barulah pengetahuan mengenai kedokteran klasik ini semakin dikembangkan. Pada masa ini pusat pembelajaran berpindah dari Jundisapur ke Baghdad dan banyak sekali karya karya pengetahuan Yunani dan Romawi diterjemahkan dalam bahasa Arab. Dan masa ini bisa dikatakan sebagai masa awal  kegemilangan ummat Islam dalam bidang pengetahuan.

Tercatat dalam sejarah, seorang Arab bernama al Harits bin Kaldah (wafat 635 M) hidup semasa rasul. Beliau adalah dokter arab yang baru menjadi muslim saat memasuki usia lanjut.

Beliau adalah orang yang ikut makan bersama Khalifah Abu Bakar ketika mereka berdua diracuni melalui daging khazirah (daging yang diberi tepung dan dimasak) yang dihadiahkan kepada Abu Bakar r.a.

Sebagaimana yang bisa kita baca dalam kitab tarikh al-Khulafa’ (1/74, MS) karangan Imam as-Suyuthi dan tarikh ath-Thabari.
 
As-Suyuthi berkata, “Ibnu Sa’ad dan al-Hakim meriwayatkan dengan sanad shahih dari Ibnu Syihab bahwa Abu Bakar dan al-Harits bin Kaladah makan makanan yang dihadiahkan kepada Abu Bakar. al-Harits berkata: Angkat tanganmu wahai khalifah Rasulullah. Demi Allah di makanan ini ada racun yang membunuh dalam setahun. Saya dan Anda akan mati pada satu hari yang sama.
Abu Bakar berhenti memakannya. Keduanya terus sakit hingga meninggal pada satu hari yang sama dengan berakhirnya hitungan satu tahun.”

Al Harits bin Kaladah mempelajari ilmu pengobatan dari jundisapur, kelak kemudian  menjadi salah satu rujukan Rasulullah SAW dan para sahabat dalam hal pengobatan.
عَلَى فُؤَادِي فَقَالَ:

«إِنَّكَ رَجُلٌ مَفْئُودٌ، ائْتِ الْحَارِثَ بْنَ كَلَدَةَ أَخَا ثَقِيفٍ فَإِنَّهُ رَجُلٌ يَتَطَبَّبُ فَلْيَأْخُذْ سَبْعَ تَمَرَاتٍ مِنْ عَجْوَةِ الْمَدِينَةِ فَلْيَجَأْهُنَّ بِنَوَاهُنَّ ثُمَّ لِيَلُدَّكَ بِهِنَّ


Dari Sahabat Sa’ad bin abi waqas mengisahkan, pada suatu hari aku menderita sakit, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjengukku, beliau meletakkan tangannya di antara kedua putingku, sampai-sampai jantungku merasakan sejuknya tangan beliau. Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya engkau menderita penyakit jantung, temuilah  Al-Harits bin Kalidah dari Bani Tsaqif, karena sesungguhnya ia adalah seorang tabib. Dan hendaknya dia [Al-Harits bin Kaladah] mengambil tujuh buah kurma ajwah, kemudian ditumbuk beserta biji-bijinya, kemudian meminumkanmu dengannya.” [HR. Abu Dawud no.2072]


Dalam kisah selanjutnya,

Kemudian Al Harits memeriksa lelaki tersebut (Sa'ad bin abi waqas) dan berkata "Tak Berbahaya" . Masaklah Fariqah yakni hulbah yang di campur kurma masak yang dibuat gulai dan berikan kepadanya. Setelah Sa'ad memakan racikan itu ia pun sembuh.
Rasulullah saw kemudiannya bersabda :
” Gunakanlah Halba sebagai obat”
( Qamus Al-Tibb � Ahad Qodamah-Mesir)


Dalam hadits yang lain diceritakan 

oRasulullah SAW sendiri yang menggunakan besi panas terhadap Sa’ad bin Mu’adz dan beliau menasehatkan kepada Sa’ad bin Abi Waqash agar segera pergi ke dokter bangsa arab ternama yaitu Haris bin Kaldah. Lalu seorang Arab Badui bertanya kepada Rasulullah, ia berkata : ” Tidakkah kami (boleh) melakukan pengobatan ? Jawab Rasulullah : Ya, wahai hamba Allah, berobatlah! Karena Allah tidak menciptakan penyakit kecuali Dia telah menciptakan obatnya. Kecuali satu macam penyakit. Lalu ia berkata penyakit apa ya Rasulullah ?” Rasulullah berkata : menjadi tua (HR. At-Tirmidzi).

Kisah Kisah  Al Hartis Bin Kaladah

Ada seorang laki laki kaya yang memiliki seorang putra yang sedang sakit. Lelah dia mencari pengobatan apa saja tapi tak kunjung putranya sembuh. Kemudian beliau memanggil al harits bin kaladah, seorang tabib mahsyur dari thaif.
Kemudian al Harits memeriksanya. Sesudah itu beliau keluar dan meminta kepada ayahnya untuk menyediakan nama nama gadis di kampung tersebut. Sang ayah pun mengusahakannya dan mengirimkan nama nama tersebut kepada al harits bin kaladah.
Al Harits bin Kaladah pun masuk kembali ke kamar putra dari lelaki aya tersebut dan membacakan nama nama gadis di dekatnya. Ketika tiba pada satu nama wajah anak ini berubah. Al harits bin Kaladahpun berhenti. Dia keluar dan berkata kepada sang ayah. "Cari anak ini dan kawinkan dengan anakmu. In shaa ALLAH dia akan sembuh.
Ayahnya pun mencari gadis yang dimaksud dan meminangnya untuk sang anak. Setelah mereka menikah anaknya pun sembuh  


Ketika Al-Harits bin Kaladah pergi ke Persia (Iran sekarang), di sana ia bertemu dengan kepala negara Persia yang bernama Kaisar Anusyirwan. Pada saat Al-Harits tiba di istana sang Kaisar, di sana Al-Harits diberondong pertanyaan yang menyangkut masalah pengobatan, di antaranya sang Kaisar menanyakan tentang terapi bekam, obat-obatan dan lain sebagainya.

  • Raja             : Siapa engkau?
  • Al-Harits      :  Saya Al-Harits bin Kaldah Al Tsaqofiy.
  • Raja             : Apa profesimu?
  • Al-Harits      :  Saya seorang dokter.

  • Raja             : Apakah kamu bangsa Arab?
  • Al-Harits      : Ya.

  • Raja             : Apa yang dapat diperbuat bangsa Arab dalam kedokteran, sementara mereka bangsa bodoh, akalnya lemah, dan buruknya makanan mereka?
  • Al-Harits      : Wahai raja, jika ini menjadi sifatnya, itu berarti mereka sangat membutuhkan orang yang bisa memperbaiki kebodohannya, memperbaiki akhlaknya, dan menyehatkan fisiknya, karena orang berakal mengetahui semua itu dari keadaan dirinya sendiri, dapat membedakan dengan keadaan dirinya, dan mereka senantiasa berhati-hati dari semua obat-obatan dengan cara mengindahkan dan memperbaiki pola dan tata cara hidup dirinya.
Ketika dialog sedang berlangsung, sang raja berdiri dan member maklumat kepada seluruh hadirin. Kemudian berkata, “Sungguh saya saksi dengan kekuatan nalar Al-Harits, dan kemuliaan kaumnya, kemuliaan tuturnya, dan ucapannya yang jujur. Inilah nalar orang yang teruji dengan bijak.” Lalu, ia memerintahkan Al-Harits untuk duduk. Setelah duduk, raja kembali bertanya.
  • Raja            : Bagaimana engkau menjadi ahli di bidang kedokteran?
  • Al-Harits     : Larangan-larangan anda (tujuan dari larangan yang raja inginkan).

  • Raja            : Apa asal dan sumber kedokteran?
  • Al-Harits     : Al-Azm
  • Raja           : Apa itu al-Azm?
  • Al-Harits    : Kekuatan bibir dan kelembutan tangan (maksudnya, baik akhlak dan menghindari yang haram).
  •  Raja           : Engkau benar. Lantas, apa obat orang pikun atau tua renta?
  • Al-Harits     : Memasukkan makanan ke dalam makanan yang menjadikan kebaikan berarti sia-sia dan membinasakan binatang buas yang berbahaya. 
  •  Raja        : Engkau benar. Lalu, batu apa yang dalam perut dapat mengacaukan, merusak sampai akar-akar. 
  • Al-Harits  : Dyspepsia (buruk pencernaan) jika menetap di bagian dalam rongga perut maka ia dapat membunuh, dan jika dapat disingkirkan maka akan sakit.
  • Raja          : Engkau benar. Lalu, apa komentarmu tentang bekam?
  • Al-Harits   : Dapat meringankan kepucatan dan tetap ceria, dapat menahan dahaga, dan keringat badan yang baik, rasa gembira, dan menjauhkan dari kesedihan. (Ketika bulan sabit mulai berkurang (bentuknya mulai membundar), di hari yang cerah tidak berawan, hati sedang senang dan urat-urat sedang tenang karena engkau sedang bergembira dan tidak sedang gundah)
  • Raja            : Hal apa yang tidak masuk ke dalam WC?
  • Al-Harits     : Perut kenyang tidak memasuki WC.
  • Raja            : Apa pendapat kamu tentang obat?
  • Al-Harits     : Tinggalkan apa-apa yang bertentangan dengan kesehatan. (Jauhilah obat selama tubuhmu sedang sehat. Kalau engkau sedang sakit, maka cegahlah (obati) dengan sesuatu yang bisa mengalahkan (menyembuhkan) penyakitmu sebelum penyakitmu menjadi semakin parah. Karena tubuh manusia ibarat tanah. Ketika engkau urus, maka tanah tersebut akan subur dan ketika engkau lalaikan, maka tanah tersebut akan tandus.
  • Raja              : Apa komentarmu tentang minuman?
  • Al-Harits     : Jangan minum pada saat kamu sesak nafas, maka engkau akan pusing (Sakit kepala), dan akan menyebabkan berbagai penyakit. Minumlah minuman hangat, yang tidak panas dan tidak dingin. Makanlah makanan manis hangat, dan yang asam/ kecut dingin, makanan tidak dingin sedang, yang pedas-pedas hangat, makanan pahit, baik dingin maupun panas.
  • Raja         : Apakah kamu menganjurkan suntik atau injeksi (Maksudnya al-fashd, bukan suntik yang banyak dikenal saat ini)?
  • Al-Harits      : Ya, saya membaca dalam beberapa buku para ahli bahwa suntik membersihkan rongga perut, memusnahkan penyakit, dan yang ajaib adalah bagaimana bila orang tidak disuntik dan mengalami penyakit tua.
  • Raja             : Makanan dari jenis daging apa yang lebih baik?
  • Al-Harits      : Daging domba segar, sedangkan daging dendeng bergaram membinasakan.
  • Raja             : Apa pendapatmu tentang buah-buahan?
  • Al-Harits     : Makanlah buah-buahan segar, dan tidak busuk, tinggalkan jika sudah usang atau habis masa berlakunya, sebaik-baik buah adalah buah delima, buah utrujj (Semacam jeruk; Citron). Sebaik-baik bau segar sedap adalah bunga mawar dan bunga violet atau lavender (bunga warna merah lembayung). Sebaik-baik makanan sayuran, kacang-kacangan dan jamu adalah andewi (Hindiba), dan kol, kubis (lettuce).
  • Raja              : Apa pendapatmu tentang meminum air?
  • Al-Harits      : Air adalah kehidupan bagi tubuh. Tubuh kuat karena air. Air bermanfaat jika diminum sesuai kadar. Meminum selepas tidur membawa mudharat besar.
  • Raja             : tubuh ini terdiri dari berapa ciri?
  • Al-Harits      : Terdiri dari empat ciri, hitam pekat yang dingin (empedu hitam) , kuning pekat yang panas dan kering (empedu kuning), darah yang panas lembab, dan lendir yang dingin lembab.
  • Raja             : Mengapa tidak hanya satu ciri?
  • Al-Harits      : Jika diciptakan dengan satu ciri saja maka ia tidak butuh makan, tidak perlu minum, dan tidak pernah sakit serta tidak binasa.
  • Raja             : Lalu, apa itu kegairahan?
  • Al-Harits      : Memiliki tujuan dalam setiap perkara.
Lalu, Sang Kisra (raja Persia yang thagut) berkata, “Demi Tuhan, telah sempurna manusia dari bangsa Arab. Sungguh engkau telah mengaruniai mereka dengan ilmu, dan memberikan keistimewaan dengan kecerdasan dan pemahaman.”
Ketika beliau, Al Harits bin Kaladah mengalami sakaratul, manusia berkumpul di sekelilingnya. Mereka berkata, "Perintahkanlah sesuatu kepada kami agar kami bisa melakukannya sepeninggalmu." Dia menjawab, 
  • Nikahilah wanita hanya yang muda saja, 
  • Makanlah buah-buahan hanya yang telah matang, 
  • Jangan berobat jika tubuh masih mampu menahan penyakit. 
  • Kalian harus membersihkan pencernaan setiap bulan (muntah dengan sengaja), karena hal itu bisa memperbaiki enzim, cepat menguraikan makanan, dan menumbuhkan daging.
  • Jika salah seorang diantara kalian makan lalu ingin tidur, hendaknya menunggu satu jam setelah makan.
  • Jika dia makan malam, hendaknya berjalan terlebih dahulu empat puluh langkah setelahnya.

Sumber : 
 "(Uyunul Anba fi Thabaqatil Athibba, karya Ibnu Abu Ashiba'ah, Bab Tujuh, Thabaqatil Athibba Alladzina Kanu fi Awwali Zhuhuril Islami min Athibbail Arab wa Ghairihim, hal. 163, dikoreksi oleh DR. Nizar Ridha, Dar Maktabatul Hayat Bairut Libanon).
Mukjizat Kedokteran Nabi ; Mahir Hasan Mahmud Muhammad 
Syarah Soheh Muslim, juz. 10, kitab an-Nikah, bab Jawaz al-Ghilah…) 

baca juga :  Sejarah sekolah jundisapur http://cinderainfo.blogspot.com/2015/04/sekolah-jundisafur.html