Kamis, 18 Desember 2014

MENGEMBALIKAN KEJAYAAN ISLAM


Dalam diskusi beberapa hari yang lalu tentang Islamic Golden Age, salah seorang sahabat bertanya:
"Apakah ada usaha dari organisasi Islam untuk mengumpulkan kembali bukti kejayaan Islam yang terserak di berbagai macam pusat pendidikan dunia Barat ?"

Saya jadi teringat dengan sebuah lembaga bernama '1001 Inventions' yang berpusat di Inggris.
Lembaga ini meraih medali emas untuk berbagai macam penghargaan internasional atas usahanya dalam memperkenalkan warisan peradaban muslim kepada dunia.

Dan alhamdulillah, kami berkesempatan menghadiri salah satu pamerannya di kota Rotterdam, Belanda.
Yang menarik, salah satu kontribusi yang disebutkan di sana adalah vaksinasi.

***
Hampir semua sumber yang saya baca mengenai sejarah vaksinasi modern menyebutkan bahwa vaksinasi pertama kali diperkenalkan kepada dunia barat dari kekhalifahan Utsmaniyyah melalui Lady Mary Wortley Montagu.

Kecuali dari sumber hoax, tentu saja, hehehe...

Salah satu contoh sumber sahih di dunia kedokteran yang menyebutkan bahwa vaksinasi diperkenalkan dari kekhalifahan Utsmaniyyah adalah jurnal berikut: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1200696/
"It was the continued advocacy of the English aristocrat Lady Mary Wortley Montague that was responsible for the introduction of variolation in England. In 1715, Lady Montague suffered from an episode of smallpox, which severely disfigured her beautiful face.

Her 20-year-old brother died of the illness 18 months later. In 1717, Lady Montague's husband, Edward Wortley Montague, was appointed ambassador to the Sublime Porte. A few weeks after their arrival in Istanbul, Lady Montague wrote to her friend about the method of variolation used at the Ottoman court."
Kata vaksin sendiri berasal dari kata 'vacca' yang dalam bahasa latin berarti sapi.

Mengapa demikian?
Karena vaksin pertama dalam dunia medis modern adalah vaksin cacar (smallpox) yang dikembangkan dari cacar sapi (cowpox, bahasa latinnya: vaccinia).
Lady Mary Wortley Montague memperkenalkan teknik variolasi, teknik vaksinasi pertama di dunia. Sang Lady melihat teknik ini dipraktekkan di kekhalifahan Utsmaniyyah, tempat suaminya bekerja sebagai duta besar.

Kemudian, Sang Lady mengimpor teknik tersebut ke negara asalnya, yaitu Inggris. Di mana Edward Jenner, yang dikenal sebagai Bapak Vaksinasi dunia, memperkenalkannya sebagai metode vaksinasi modern.

Perlu diketahui bahwa metode ini tidaklah sempurna. Dalam suatu studi komparasi bahkan ditemukan bahwa metode ini membawa kematian bagi sekitar 2% orang yang menerimanya.
Tetapi, saat itu, metode variolasi ini adalah satu-satunya cara dalam menghadapi penyakit cacar (smallpox), yang mengakibatkan kematian sampai 14% pengidapnya.
Seiring dengan perkembangan teknologi vaksinasi yang lebih aman, dunia sudah tidak mengenal lagi penyakit cacar alias smallpox.

Yah, walaupun kita masih mengenal penyakit cacar air (chickenpox) alias varicella, yang relatif lebih aman dibandingkan penyakit cacar. Tetapi kita alhamdulillah juga sudah punya vaksinnya lho, hehehe...
Yang menarik adalah, tahukah anda bahwa di zaman keemasan Islam, ada seorang ilmuwan yang telah menulis buku tentang penyakit cacar (smallpox) hampir seribu tahun sebelum vaksinnya ditemukan?

***
Adalah ilmuwan Persia yang hidup pada zaman keemasan Islam, Muhammad ibn Zakariya Al-Razi (Rhazes) yang menulis tentang penyakit cacar (smallpox) dan campak (measles).

Dalam salah satu deskripnya, Al-Razi menyebutkan bahwa:
"Cacar (smallpox) muncul ketika darah terinfeksi dan 'mendidih', yang menyebabkan pelepasan uap. Pelepasan uap inilah yang menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung kecil berisi cairan darah yang matang.

Penyakit ini bisa menimpa siapa saja, baik pada masa kanak-kanak maupun dewasa. Hal terbaik yang bisa dilakukan pada tahap awal penyakit ini adalah menjauhinya. Jika tidak, maka akan terjadi wabah."
Demikian ia sebutkan dalam bukunya 'Al-Judari wa Al-Hasbah', yang artinya 'Penyakit Cacar dan Campak'. Well, mungkin darah yang mendidih terdengar tidak masuk akal pada masa kini.
Tetapi ingat bahwa buku ini ditulis sekitar abad ke-9, hampir seribu tahun sebelum vaksin cacar dan campak ditemukan. Dan Al-Razi telah dengan tepat mendeskripsikan bahwa penyakit ini (i) menimbulkan wabah, (ii) menular lewat darah, (iii) dapat menyerang anak-anak maupun dewasa.
Boleh dibilang Al-Razi adalah ilmuwan pertama yang mendeskripsikan penyakit cacar (smallpox) dengan akurat, dan membedakannya dengan campak (measles).

***
Sekarang, kita mengetahui bahwa penyakit cacar (smallpox) disebabkan oleh virus, walaupun penyakit ini sudah punah seiring keberhasilan vaksinasi.
Pertanyaannya adalah, apakah kepunahan ini akan diikuti oleh penyakit-penyakit berbahaya lainnya?
Tampaknya sulit untuk menjawab pertanyaan itu sekarang, bila masih banyak orang-orang keras kepala yang menolak vaksinasi.

Orang-orang semacam ini, dengan seribu satu macam alasan dan dalih mengajak orang untuk meninggalkan vaksinasi.

Mereka bilang bahwa vaksin adalah produk yahudi, padahal kalau mereka mau sedikiiit saja belajar sejarah, vaksin adalah produk peninggalan zaman kejayaan Islam.
Antivaks kemudian mengangkat isu halal-haram vaksin, yang setelah terbukti bahwa vaksin adalah halal, mereka akan mencari dalih lainnya, semisal, exosome dan nanovaccine, yang katanya lebih nyunnah.
Saya sedikit pun tidak terpikir untuk menantikan penjelasan mereka tentang nanovaccine atau exosome Butuh waktu paling cepat 20 tahun sampai hal itu bisa terwujud. Saya tahu itu, karena saya bergabung dengan tim peneliti di bidang molekul pintar untuk terapi genetik.
Dan ketika itu terwujud, mereka pasti akan mencari dalih lainnya lagi.
Terserah kaum antivaks mau bilang apa. Sekarang, concern saya tidak hanya sekedar pro-kontra vaksinasi. Concern saya adalah memperkenalkan kembali masa-masa kejayaan Islam.
Semoga dengannya, umat ini bisa kembali bangkit.
aamiin.
***

Catatan:
1. Silakan membaca tentang temuan Al-Razi di: http://www.muslimheritage.com/…/al-razi-smallpox-and-measles
2. Salah satu syarat kebangkitan Islam adalah persatuan umat. Bagaimana mungkin umat ini bisa bersatu kalau masih ada tuduh-menuduh soal antek yahudi ? Mohon direnungkan.

Dikutip dari postingannya Dr. Eka Nugraha

Tidak ada komentar: