Kamis, 18 September 2014

Iridologi dari Sudut Pandang Ilmiah dan Kedokteran


Iridologi: Peta Mata KiriCeritanya lagi galau ngurus tesis nih. Seminggu belakangan ane ngublek2 jurnal & referensi tentang iridologi, untuk memperkuat landasan teori tentang topik ini. Ane pikir ini metodologi akan sangat bagus jika diterapkan secara komputerisasi.

Teori iridologi mengatakan: apabila satu bagian / satu fungsi tubuh tidak sehat atau sakit, maka hubungan antara bagian tubuh yang sakit itu dengan mata akan terganggu, yang mengakibatkan timbulnya suatu parut atau tanda dibagian tertentu pada iris mata. Dengan bahasa yang lebih mudah: iridologi adalah ilmu check-up (melihat) kondisi tubuh manusia hanya lewat iris mata.
Misalnya nih: ente punya gangguan fungsi hati (liver) yg sudah menahun, maka pada bagian iris mata tertentu (lihat peta penyakit pada gambar diatas) akan muncul bercak atau flek-flek hitam dg intensitas tertentu. Intensitas ini menunjukkan tingkat keparahan suatu penyakit. Nah, dari tanda yg muncul pada iris tersebut yg kemudian dicocokkan dg index diagnosa penyakit pada peta mata, maka akan terlihat penyakit apa yg diderita dari seseorang. Dengan bantuan komputer, pemeriksaan kondisi tubuh lewat iris mata ini bisa lebih cepat, mudah dan murah. Gimana? Keren kan idenya!
Namun setelah mengadakan penelusuran, fakta yang ane temukan malah kebalikannya. Ternyata ilmu ini ga pernah dipake dan diajarkan didunia & fakultas kedokteran. Penelitian membuktikan bahwa hasil iridologi tidak mencerminkan kondisi riil pasien.
Misalnya dari penelitian Münstedt K, El-Safadi S, dkk (Juni 2005) terungkap: dari 68 pasien hanya 3 pasien yg cocok dengan kondisi sebenarnya. Berarti sisanya (65 pasien) salah diagnosa, baik itu false positive atau false negative. Juga penelitian Stearn N dan Swanepoel de W (2006) yang mengatakan: hasil diagnosa dengan metode iridologi mempunyai tingkat kesalahan sampai 70%. ck..ck..ck.. Satu tingkat kesalahan yang sangat tinggi..
Iridologi, mata kiri dan kanan

Disamping itu ada fakta bahwa selaput pelangi manusia (iris) tidak akan berubah sejak kita berumur 1tahun, makanya dia sangat bagus dipake buat sistem biometric.

Biometric adalah sistem identifikasi (pengenalan) pada seseorang berdasarkan kepada ciri tubuh manusia. Seperti: pola sidik jari dan pola iris mata manusia.  Sistem biometric pada informatika dipake karena:
1. Sifatnya yg unik, hanya satu di dunia ini. Walaupun ada 6 milyar manusia di muka bumi ini, namun setiap orang pasti punya sidik jari dan pola iris yang berbeda.
2. Tidak mudah ditiru atau dipalsukan.
3. Tidak mudah berubah sifat, tekstur, dan properti lainnya. Apapun yang terjadi, pola iris tidak dapat diubah (sangat sulit) walau dengan operasi sekalipun.
Pernah dong, liat bagaimana pengamanan canggih di tempat-tempat penting (seperti Bank, situs vital negara, dll) menggunakan pola iris? Kayak yg ada di film-film itu loh :D. Kalo memang teori iridologi ini benar, nggak mungkin kan sistem pengamanan yg sangat penting dan sensitif seperti itu tidak mempertimbangkan fakta bahwa iris mata bisa berubah? Bisa-bisa orang ga bisa masuk ke kantornya sendiri gara-gara hari itu dia lg sakit maag. hahaha.. Nah, sistem pengamanan yg super ketat seperti itu diterapkan karena ada fakta ilmiah yg telah membuktikan bahwa pola iris mata manusia tidak akan berubah walau apapun yg terjadi.
Pada dasarnya memang metode iridologi ini tidak diajarkan pada fakultas kedokteran di universitas-universitas di seluruh dunia. Namun, ada pula yang menganggap bahwa iridologi hanya sebagai alat pendukung, dan bukan sebagai alat diagnosa utama kesehatan.
Karena teori dasar teori iridologi dan sistem biomeric saja sudah bertentangan, ditambah pula dengan publikasi jurnal ilmiah yg ada, maka dengan sendirinya landasan teori iridologi gugur dengan alasan ilmiah. Percuma mengembangkan aplikasi komputerisasi kalau dasar ilmiahnya ngga’ kuat.  Iridologi tidak terbukti secara klinis dan ilmiah, kalau salah diagnosa dampaknya bisa serem, bisa-bisa ntar ane dituntut karena malpraktek :D. Oleh karena itu ane mundur dari topik irodologi ini.

Referensi penelitian yang ane baca:
- Iridology: not useful and potentially harmful : Ernst E – Arch. Ophthalmol. – Jan 2000; 118(1); 120-1
- Iridology: A systematic review : Ernst E – Forsch Komplementarmed – Feb 1999; 6(1); 7-9
- Identifying hearing loss by means of iridology : Stearn N, Swanepoel de W – Afr J Tradit Complement Altern Med – 2006; 4(2); 205-10
- Can iridology detect susceptibility to cancer? A prospective case-controlled study : Münstedt K, El-Safadi S, Brück F, Zygmunt M, Hackethal A, Tinneberg HR – J Altern Complement Med – Jun 2005; 11(3); 515-9I
Catatan Lain:
False positive mengacu kepada sebuah kesalahan diagnosa dimana suatu penyakit yang sebenarnya tidak ada dalam diri seorang pasien, namun pemeriksaan mengatakan bahwa pasien tersebut menderita penyakit tertentu. Sedangkan false negative mengacu kepada sebuah kesalahan diagnosa dimana suatu penyakit yang ada dalam diri seorang pasien tidak terdeteksi oleh pemeriksaan yang dilakukan. Dalam hal ini, pemeriksaan yang dimaksud disini adalah pemeriksaan dengan metode iridologi.

sumber : http://rajiva.wordpress.com/2013/02/18/iridologi-dari-sudut-pandang-ilmiah-dan-kedokteran/comment-page-1/#comment-3084

Tidak ada komentar: